LINTAS ALOR

NAPAK TILAS GEREJA GETSEMANI KOLANG

135
×

NAPAK TILAS GEREJA GETSEMANI KOLANG

Sebarkan artikel ini

Gereja Getsemani Kolang di Kecamatan Lembur (dok.mesmauleti)

Mahensa Express-Tuleng. Membangun Rumah Tuhan tidaklah mudah apalagi membentuk sebuah Mata Jemaat, kondisi sulit seperti ituhlah yang dihadapi para pelopor dan pendiri Gereja Getsemani Kolang di Desa Tuleng Kecamatan Lembur Kabupaten Alor. Berikut wawancara wartawan Mahensa Express, Mes Mauleti dengan sesepuh Gereja Getsemani Kolang.

Penanggungjawab Gereja Getsemani Kolang, Pnt.Imanuel Mauleti dan beberapa pendukung gereja kepada Mahensa Express pada Jumat (30/06) mengatakan sebelum peletakan batu pertama, Perintisan , perjalanan iman jemaat kolang ibarat perjalanan bangsa Israel memasuki tanah  Kanaan.  Persinggahan dari satu tempat ke tempat yang lain hingga memperoleh tempat pasti untuk mendirikan rumah Tuhan bukanlah hal mudah.

Menurut, Mauleti identitas dengan krisis silih berganti yang di alami jemaat Getsemani Kolang telah memberikan pengutan luar biasa bagi umat untuk menghadapi kondisi sulit.  Menurut, Mauleti persoalan  mendasar   seperti inilah yang membentuk dan menata umat Tuhan bertahan  dalam proses panjang perjalanan jemaat Getsemani Kolang.

Lebih lanjut, Mauleti mengatakan  pada Tahun 1953 Gereja Sadakata mulanya diasuh oleh dua tamukung dan kemudian dimekar menjadi  dua gereja oleh masing-masing  tamukung yaitu, Gereja Waikui diWali,FPA. Lambertus Lanfa, Penatua Mateus Saufa dan gereja stassi Kolang di asuh oleh Tamukung Tasi dan  PFA. Laasar Lakameng dan  Penatua, Karel Safa hingga Tahun 1961,” Saat itulah leluhur suku Ana Lembur (Tuan Tanah Lembur),  membawa rumah adatnya, Kolwasing, beserta semua benda berhala yang dimilikinya untuk diletakan dibawah mimbar Gereja Kolang sebagai tanda pertobatan dan pernyataan bergabung menjadi sebuah persekutuan orang beriman.

Dikatakan Gereja Getsemani Kolang merupakan gabungan dari dua gudang (rumah adat) yaitu, Rumah Adat Langwasing.  Ini merupakan rumah adat suku Imanuel Mailau Kampung Kamengmi dan Kolwasing. Rumah adat Ana-Lembur diabadikan menjadi nama Gereja Jemaat Kolang,”Ujarnya.

Selanjutnya pada Tahun 1961 Jemaat Kolang bermukim di Pantai Letley bergabung dengan Jemaat Paota dari Ketamukungan mengawasi proses pembangunan Gereja Sion-Alemba (Ibu Kota Kecamatan Lembur red) hingga Tahun 1971. Dan pada tahun itu juga, Jemaat Kolang kembali bermukim di Mabapui dengan alasan mendukung SD Gmit Fami. Umat juga beribadah  bersama Jemaat Wali di Poting hingga Tahun 1974 dengan PFA, Mika maufa dan PFA. Timateus Kawangfa. Lanjutnya, kedua jemaat kembali bermukim bersama di Tulleng karena peristiwa bencana angin tofan. Umat kemudian membangun Gereja Elim Tulleng sebagai tempat ibadah bersama hingga Tahun 2000.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *