Di bawah langit senja
dan matahari yang memerah
bumi begitu pucat,
kembali aku mengingatmu dalam mendung
menelusuri setiap jengkal langkah perjalananmu dahulu
yang pernah engkau ceritakan kepadaku
di bale-bale bambu waktu itu.
Engkau pejuang tua
perjalananmu adalah perjalanan panjang
melintasi hari-hari dengan semangat dan perjuangan
lewati musim-musim letih langkah dengan setia
dan tinggalkan jejak-jejak darah, keringat, dan air mata
yang kini mengalir dalam jiwa dan ragaku.
Sekarang aku sadari
bahwa perjalananmu adalah perjalanan yang tak mati
perjalanan yang telah kau beri arti
dalam sebuah lukisan pelangi
dengan menabur benih-benih hidup bunga-bunga disekeliling
yang terus memberi keharuman dalam tidur panjangmu di sana