Mari kembali,
Kakiku telah lelah memijak reruntuhan negeri,
Sayapku telah lelah mengangkasa,
Sendi-sendiku kini remuk dihancurkan mereka,
Sukma ku kini dipenghujung kekelaman.
Air mata yang pernah ada menganaksungai entah kemana
Pekikan yang pernah ada kini melalangbuana entah kemana,
Dibawa sang angin ke Timur,
Atau memang telah lenyap diluluhlantahkan zaman.
Haruskah aku tetap bertengger ditengah puing-puing reruntuhan ini, ataukah terkapar merintih dibawah Revolusi?