Judul Buku : Rakyat Kecil, Islam, dan Politik
Penulis : Martin van Bruinessen
Penerbit : Gading Cetakan : 1 Agustus 2013 Tebal : xx + 482 hlm
Presensi: Masdian Adidore,SH
Hubungan antara ulama dan umara selalu bersifat ambivalen. Pada satu sisi, ulama―paling tidak dalam tradisi Sunni―senantiasa memberikan legitimasi keagamaan kepada pemegang kekuasaan (de facto), di sisi lain, juga ada pandangan umum bahwa kekuasaan itu selalu korup dan berdekatan dengan mereka yang sedang berkuasa akan merusak harkat moral ulama dan integritas ajaran mereka sehingga sebagian ulama menjauhkan diri dari ruang-ruang kekuasaan.
Pertentangan itu kemudian menimbulkan diskursus intelektual yang selalu berkembang dari masa ke masa. Sudah tidak bisa dihitung puluhan buku, penelitian, artikel, dan karya lainnya yang mengangkat tentang peran kyai di Indonesia dalam konstelasi politik nasional.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Martin Van Bruinessen, pria kelahiran Belanda ini salah satu akademisi yang konsisten menulis tentang Islam dan politik di Indonesia. Buku Rakyat Kecil, Islam, dan Politik yang diterbitkan oleh Gading ini merupakan hasil penelitian Martin dalam kurun waktu tiga puluh tahun meneliti tentang Islam dan masyarakat di Indonesia.
Ada tiga esensi pembahasan dalam buku ini. Pertama, tentang kehidupan masyarakat di kampung Sukapakir, Bandung. Riwayat hidup mereka mirip dengan riwayat hidup penduduk kawasan kumuh lainnya di negara Asia, Afrika, Amerika Selatan, tetapi juga mencerminkan peristiwa-peristiwa besar sejarah nasional Indonesia: Revolusi, Darul Islam, Demokrasi Terpimpin, dan larangan Masyumi, Konfrontasi Malaysia, jatuhnya Soekarno dan penumpasan komunis kiri lainnya, konsolidasi Orde Baru dengan kebijakan pembangunan serta depolitisasi Islam. (Halaman 3-132)
Kedua, membahas berbagai aspek Islam dan politik di Indonesia pada masa Orde Baru. Fokus perhatian di sini bukan lagi satu lokasi terbatas seperti Sukaparkir, melainkan masuk pada pembahasan potret panggung politik pada masa Orde Baru dan kaitanya dengan tokoh-tokoh agama. (Halaman 133-284)
Ketiga, membahas tentang gerakan sipil dan gerakan radikal di Indoensia pasca Soeharto yang didalamnya juga dibahas tentang pesantren Islamis dan tradisional dalam Indonesia masa kini, sekitar tahun 2002 sampai 2008. (Halaman 285-434)