Oleh : Kelfyn Einstein.
A]pktifis ikatan mahasiwa welai lembur kupang
Politik merupakan sebua alat untuk menciptakan demokrasi yang berjalan dalam kendali abraham linclon perna mengatakan bahwa politik adalah suatu sistem pemerintahan yang di selemggarakan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat maka politik sebenarnya sebua alat untuk mensejatrahkan rakyat.
Dalam peradaban berganti berdaban dengan pristiwa sejarah yang terus bergulir Sebenarnarnya politik itu tidaklah kejam tetapi asumsi tindakan dan perbuatan oknum opurtunisme lah yang sedang membuat sehingga politik yang adalah seni suatu bangsa di anggap musuh yang menakutkan bagi khayalakpolitik selalu menjadi indikator di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik dari sisi positif maupun negatif tetapi itulah warna dan warni dalam seni dialektika kebangsaan yang majemuk.
Jika di kutip dari semua pendapat para ahli tentang politik maka hampir mayoritas filsuf mengemukakan bahwa politik merupakan sebua sistem yang berguna bagi kehidupan dan kemasalahatan rakyat di dalam suatu negara oleh karena itu politik dari perpektif yang positif perlu di pandang sebagai alat yang berguna.
Sebenarnarnya politik itu tidaklah kejam tetapi asumsi tindakan dan perbuatan oknum opurtunisme lah yang sedang membuat sehingga politik yang adalah seni suatu bangsa di anggap musuh yang menakutkan bagi khayalak sehingga opini yng selalu berkembang di telinga masarakat bahwa politik itu adalah mesin pembunuh yang siap membantai jika ada perbedaan politik dalam sebua pilihan
Banyak orang beranggapan bahwa tipologi aktor politik adalah perusak padahal cuma oknumnya saja yang perusak bukan konsep atau teori politiknya
Mereka yang berpolitik tida lagi gunakan akal sehat idealisme dan kebijaksanaan sehingga menimbulkan pro dan kontra di tenga tenga masarakat awam yang di nobatkan sebagai elektoral.
Napsu dan haus akan segala kemewaan yang menjadi target membuat kultur politik dalam berdemokrasi menjadi luntur dan hilang akan eksistensi yang bermarwah
Hal hal naif seperti inilah yang cendrung mendidik masarakat untuk menjadi politisi politisi karbitan akirnya memproduksi politisi gadungan yang semakin bodoh menjalankan kepentingan politik untuk terus menerus melahirkan ide dan gagasan yng bermuara pada pragmatisme.
Masarakat yang menjadi subjek politik semakin hari semakin terdidik dengan kebiasaan politik opurtunis karena di setiap momen ada hikma dan ajaran sesat yang sedang mereka komsumsihkan yang sebenarnya berkontadiksi dengan hakekat dasar politik tetapi itulah pembelajaran yang sedang mereka timba dari orang orang cerdas yang berkepentingan.