Oleh : Ernes Mandela Mokoni
Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002). Menurut Soerjono Soekanto Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.” Soerjono Soekanto, (1982, Sosiologi: suatu Pengantar, Rajawali Press).
Dengan demikian Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Salah satu masalah social yang belum sirna di Nusa Tenggara Timur adalah Kemiskinan, problem kemiskian seolah begitu erat atau begitu akrab dengan kehidupan masyarakat di NTT, sehingga Masalah Kemiskinan ini pun menjadi materi seminar ataupun topik pilihan dalam diskusi dikalangan mahasiswa, pemerintah juga elit-elit politik di daerah ini, tentunya kemiskinan di NTT sudah menjadi Persoalan Klasik. Kondisi Kemiskinan di NTT pun mengusik nurani ketika dalam daftar tingkat kemiskinan paling tinggi di Indonesia tahun 2017 itu NTT Berada pada urutan ketiga berdasarkan data dari BPS.
“Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), menunjukkan bahwa provinsi yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia adalah Papua, dimana memiliki tingkat kemiskinan sebesar 27.62%. Sementara untuk posisi kedua provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia adalah Papua Barat yaitu sebesar 25.1%. Sedangkan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi urutan ketiga dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 21.85%” sumber : https://artikel.co.id/2017/07/18/10-daftar-provinsi-dengan-tingkat-kemiskinan-paling-tinggi-di-indonesia-tahun-2017/
Hal yang sama juga disampaikan oleh Peneliti dari Perkumpulan Prakarsa Nusa Tenggara Timur (NTT) Victoria Fanggidae mencatat sejumlah persoalan menjadi faktor penyebab bertambahnya orang miskin di daerah ini dari waktu ke waktu antara lain : bahan bakar atau energi untuk memasak, Sumber penerangan, akses air bersih dan fasilitas sanitasi, pendidikan, kesehatan, dan standar hidup serta pendapatan yang tidak layak,”.
Menurut Fanggidae bahwa “Walaupun indeks kemiskinan multidimensi di NTT terus menurun, yaitu dari 0,329 menjadi 0,310 pada tahun 2014, dan dari 4,686 pada Maret 2016 menjadi 3,827 pada September 2016 namun warga di daerah berpenduduk 5,2 juta jiwa ini masih menempati urutan ketiga jumlah penduduk miskin nasional setelah Papua dan Papua Barat,”. (baca di https:// kupang. antaranews.com/ berita/1373/ sejumlah –faktor – picu- kemiskinan-di-ntt ).
Dengan demikian kami masyarakat berharap agar kiranya ditahun 2018 yang mana merupakan tahun momentum politik pemilihan kepala daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, Para Kandidat Calon Gubernur dapat menyampaikan ide/gagasan-gagasan terkait solusi konkrit dalam menanggulangi kemiskinan di setiap daerah kabupaten/kota se-NTT.