JANGAN BACA AKU
rembulan yang senantiasa bergantung diri
di langit malam sepi itu
tak bosan-bosannya pancarkan wajah indah kehangatan,
cahayanya yg tulus mulus berkilauan
perlahan terungkap
membuka tabir gelap derap langkah malam
dengan bias sinarnya yang indah menawan.
bintang-bintang luruh seperti serangga
jatuh tertawan dalam senyum sapa dan
hangat lembut dekapannya.
arus malam terus berjalan mendesak sesak
gelombang awan beruntun bergerak menuntut hidup
ia tetap tenang di langit remang
hangati malam dalam gairah kedanginan membara
yang menjadi sebuah catatan hitam
untuk ia bawa pergi menyambut pagi.
“jangan baca aku!”. bisiknya di tepi pagi
ketika menjawab panggilan matahari.
Amengrul, 1 Februari 2014