SAJAK PERTEMUAN
Bersama alumni Univ.PGRI NTT-Alor
hari ini bukanlah hari yang sakti
bagi kami ada di sini
bukan pula ruang resmi istimewa
tempat kami berjumpa
di tengah taman kota
yang penuh kebisingan suara kehidupan
biarlah mata semesta menjadi saksi
bahwa kami masih ada dan belum mati
memegang teguh pengakuan almamater
menepis suara-suara minor
dan tatapan miring orang-orang
ke dalam bilik malam
bersama senja yang nyaris tenggelam.
di sini darah juang kami bersatu kembali
menaklukkan sebuah pertempuran kehormatan
yang tak pernah kami mulai
namun harus kami akhiri tanpa sanksi
sebagai bentuk pengakuan jati diri.
“jangan tanyakan siapa salah siapa benar
atau siapa kalah siapa menang
sebab jawabannya adalah telanjangi diri sendiri”
tapi kami tak ingin seperti patung batu itu
yang hanya pasrah pada terpaan musim
serta terbuai dalam cuaca pancaroba ekstrim
dan tak punya nama di tanahnya sendiri