Antara Rasa Ego dan Tanggung Jawab
Rasa adalah sebuah kata yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial manusia. Dimana rasa itu sendiri adalah suatu hal yang memberi warna tersendiri dalam perjalanan kehidupan tiap manusia atau pribadi lepas pribadi. Tanpa rasa, manusia itu seolah-olah hidup tanpa tujuan dan penuh dengan kehampaan, dimana bahasa kerennya bilang “mati rasa” dan jika ini yang terjadi maka kita akan mati dalam kesia-siaan yang tak berarti.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia bahwa kata rasa berarti 1.tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, misalnya manis, pahit, asam terhadap indra perasa dll; 2. Apa yang diaalami oleh badan; 3.tanggapan hati terhadap sesuatu (alat indra) misalnya sedih (bimbang, takut); 4. pertimbangan. Yang saya angkat disini adalah rasa yang berkaitan dengan sebuah proses pengambilan keputsan menggunakan pertimbangan tersendiri yang melibatkan hati dan sifat keakuan kita. Hal yang satu ini selalu menjadi sebuah permasalahan yang selalu ada pada setiap orang dan mempunyai konsekuensi dan resiko yang sangat berat karena keputusan yang kita kita ambil akan menentukan seperti apa kita ke depannya dan ketika kita salah mengambil keputusan maka yg terjadi adalah timbul penyesalan karena merasa bersalah dan itu akan menjadi sebuah beban bagi diri orang itu sendiri.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan, akan ada begitu banyak hal yang akan kita pikirkan sebelum menentukan keputusan. Hal ini sama juga dengan ketika kita bermain catur yang menuntut kejelian kita ketika kita hendak menggerakan anak-anak catur yang ada diatas papan catur itu sendiri. Misalnya ada begitu banyak peluang yang mungkin saja bisa kita ambil. Namun ketika kita hanya melihat pada satu peluang dan tidak melihat peluang lainnya serta tidak melihat juga resiko mengambil peluang tersebut maka kita bisa saja kalah dalam pertandingan karena pihak lawan lebih jelih melihat kelemahan kitaAntara Rasa Ego dan Tanggung Jawab
Rasa adalah sebuah kata yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial manusia. Dimana rasa itu sendiri adalah suatu hal yang memberi warna tersendiri dalam perjalanan kehidupan tiap manusia atau pribadi lepas pribadi. Tanpa rasa, manusia itu seolah-olah hidup tanpa tujuan dan penuh dengan kehampaan, dimana bahasa kerennya bilang “mati rasa” dan jika ini yang terjadi maka kita akan mati dalam kesia-siaan yang tak berarti.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia bahwa kata rasa berarti 1.tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, misalnya manis, pahit, asam terhadap indra perasa dll; 2. Apa yang diaalami oleh badan; 3.tanggapan hati terhadap sesuatu (alat indra) misalnya sedih (bimbang, takut); 4. pertimbangan. Yang saya angkat disini adalah rasa yang berkaitan dengan sebuah proses pengambilan keputsan menggunakan pertimbangan tersendiri yang melibatkan hati dan sifat keakuan kita. Hal yang satu ini selalu menjadi sebuah permasalahan yang selalu ada pada setiap orang dan mempunyai konsekuensi dan resiko yang sangat berat karena keputusan yang kita kita ambil akan menentukan seperti apa kita ke depannya dan ketika kita salah mengambil keputusan maka yg terjadi adalah timbul penyesalan karena merasa bersalah dan itu akan menjadi sebuah beban bagi diri orang itu sendiri.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan, akan ada begitu banyak hal yang akan kita pikirkan sebelum menentukan keputusan. Hal ini sama juga dengan ketika kita bermain catur yang menuntut kejelian kita ketika kita hendak menggerakan anak-anak catur yang ada diatas papan catur itu sendiri. Misalnya ada begitu banyak peluang yang mungkin saja bisa kita ambil. Namun ketika kita hanya melihat pada satu peluang dan tidak melihat peluang lainnya serta tidak melihat juga resiko mengambil peluang tersebut maka kita bisa saja kalah dalam pertandingan karena pihak lawan lebih jelih melihat kelemahan kita dengan memberikan kita umpan peluang yang banyak sehingga mengecoh kita terhadap tujuan dia yang sebenarnya.
Akhir-akhir ini terdapat banyak pengeco yang menyebabkan banyak terjadi kesalahan pengambilan keputusan salah satu faktornya yaitu pengaruh sifat keegoisan atau sifat keakuan manusia yang memandang dirinya selalu benar dan mengesampingkan kepentingan orang lain atau orang banyak apalagi ketika ia merasa berkuasa atau memiliki kekuasaan sehingga ditambah lagi dengan sifat keegoisannya kadang keputusan yang dibuat terkesan dibuat sambil menutup mata atau asal membuat dan sama sekali tidak menggunakan akal sehat. Ia tak peduli dengan keberadaan orang lain atau kelompok yang mungkin kehidupan mereka sedang terancam oleh keputusan yang dibuatnya.
Dalam Hidup, kita diberikan tanggung jawab dan tanggung jawab itu penuh dengan keputusan-keputusan yang didalamnya ada ego yang terkadang menutupi akal sehat kita dan tidak dapat melihat peluang yang paling tepat untuk kita ambil ketika hendak membuat suatu keputusan. Hidup itu hanyalah siara IMAN. Maka selalulah andalkan Tuhan dalam setiap apa yang kamu putuskan sehingga hikmat akal budi, pengertian, kepintaran dan kebijaksanaan selalu menyertai kita. UOUS”
dengan memberikan kita umpan peluang yang banyak sehingga mengecoh kita terhadap tujuan dia yang sebenarnya.
Akhir-akhir ini terdapat banyak pengeco yang menyebabkan banyak terjadi kesalahan pengambilan keputusan salah satu faktornya yaitu pengaruh sifat keegoisan atau sifat keakuan manusia yang memandang dirinya selalu benar dan mengesampingkan kepentingan orang lain atau orang banyak apalagi ketika ia merasa berkuasa atau memiliki kekuasaan sehingga ditambah lagi dengan sifat keegoisannya kadang keputusan yang dibuat terkesan dibuat sambil menutup mata atau asal membuat dan sama sekali tidak menggunakan akal sehat. Ia tak peduli dengan keberadaan orang lain atau kelompok yang mungkin kehidupan mereka sedang terancam oleh keputusan yang dibuatnya.
Dalam Hidup, kita diberikan tanggung jawab dan tanggung jawab itu penuh dengan keputusan-keputusan yang didalamnya ada ego yang terkadang menutupi akal sehat kita dan tidak dapat melihat peluang yang paling tepat untuk kita ambil ketika hendak membuat suatu keputusan. Hidup itu hanyalah siara IMAN. Maka selalulah andalkan Tuhan dalam setiap apa yang kamu putuskan sehingga hikmat akal budi, pengertian, kepintaran dan kebijaksanaan selalu menyertai kita. UOUS”