Pendidikan

BEST PRACTICE SMA NEGERI LANTOKA, ALOR, NTT

194
×

BEST PRACTICE SMA NEGERI LANTOKA, ALOR, NTT

Sebarkan artikel ini

Profil Penulis. :
Nama : ORIANCE MAUMETA, SP
Pengalaman Keja : Guru SMK N MALI(2010 s.d. 2011) : Guru SMK N Maritaing (2011- 2014) PLT Kepsek SMK N Maritaing (2014-2015), Kepala Sekolah SMA N Lantoka (2015 s.d. Sekarang)

Prestasi :

Profil Sekolah

SMAN Lantoka yang didirikan anomaly (tanpa gedung sekolah, tanpa guru tanpa siswa hanya selembar SK Bupati kab Alor) berdasarkan Keputusan Bupati Alor, No.99/HK/KEP/2012 tertanggal 2 Mei 2012.Saat itu sekolah telah memiliki 2 kelas rombongan belajar dengan 38 siswa dan belum memiliki gedung sekolah. Menumpang SD Inpres Kaipera yang beralamat di Jl. Lintas Alor Timur KM 79, Kaipera, Tanglapui. Sampai pada tahun 2014 ber pindah ke lokasi baru dijalan Lintas Alor Timur KM 80 Tanglapui Kecamatan Alor Timur yang luasnya 36.298 m2. Pada tahun 2013 sekolah SMA N Lantoka mendapat bantuan 1 Perpustakaan dana DAK pada tahun 2014 mendapat bantuan 2 RKB dana DAK. Waktu itu Kepala Sekolahnya Bpk Drs. Yunus Mowata.Saya mulai menjadi Kepala Sekolah pada bulan agustus 2015.3 bulan setelah saya bertugas terjadilah gempa bumi dan membuat 2 RKB dan 1 Perpustakaan kami rusak berat sebagian gedung mengalami retak-retak.Kami melakukan pembelajaran di tenda darurat bantuan dari Dinas Pendidikan.Jumlah siswa pada waktu itu 70 orang periode kepemimpinan saya tahun 20015 s.d. 2016.Jumlah siswa 108 orang dengan rombel 6 Kelas, Tenaga Pendidik berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 PNS dan 10 non PNS, Tenaga Kependidikan berjumlah 6 orang yang terdiri dari 1 PNS dan 5 non PNS.Sekolah Dikenal sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup.
(SBLH) dan sekolah entrepreneur/pelaksana program sekolah kewirausahaan dan dikenal pada bidang seni tari tradisional, sekolah yang nyaman dan menyenangkan dengan lingkungan yang sangat asri. Tahun 2017 siswa berjumlah 160 orang, dengan jumlah rombel 6 Kelas, Tenaga Pendidik berjumlah 13 orang yang terdiri dari 3 PNS dan 10 non PNS, Tenaga Kependidikan berjumlah 6 orang yang terdiri dari 1 PNS dan 5 .non PNS.
SMA Negeri Lantoka awalnya masih .Menumpang di gedung SD I Kaipera yang berlokasi di Jl. Lintas Alor Timur KM 79, Kecamatan Alor Timur. Pada tahun 2014 berpindah lokasi ke Jl.Lintas Alor Timur KM 80, Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur yang luasnya 36.298 m2.
Kendala yang dihadapi ialah kurangnya sinergi dengan berbagai lapisan masyarakat dan berbagai komponen lain seperti pihak pemerintah setempat, komite, pihak kepolisian, kesehatan dan lain-lain. Akibat kurangnya komunikasi terutama pada para tokoh masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah.Hal ini ditengarai menjadi sebab dari kurang berkembangnya sekolah ini.
Sejak awal masa jabatan kami pada tahun 2015 sampai saat ini, SMAN Lantoka telah mengalami berbagai perubahan ke arah positif dari berbagai bidang, diantaranya dalam pelaksanaan KBM, Kegiatan KBM telah berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan ketentuan, hal ini berdampak pada kemampuan dan prestasi siswa ditunjukkan dengan indikator raihan penghargaan prestasi siswa dalam berbagai bidang, selain itu juga kami terus melakukan pendekatan dan bimbingan pada para tenaga pengajar dan pendidik guna terus meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan terhadap siswa, pengadaan fasilitas dan media pembelajaran juga terus dilakukan misalnya dengan pengadaan komputer untuk menunjang kegiatan praktikum dan alat bantu pembelajaran lainnya. Dalam bidang infrastruktur dan sarana prasarana, kini SMAN Lantoka telah mempunyai fasilitas ruang kelas baru dan perpustakaan.
Saat ini jumlah siswa aktif yang tercatat di SMAN Lantoka berjumlah 160 siswa, dengan jumlah 6 rombel. Memiliki 13 orang tenaga pendidik dan 6 orang tenaga kependidikan. Jumlah tersebut didominasi oleh tenaga honorer.

Profil Sekolah

Tahun 2012
Tahun 2018
Jumlah siswa : 38 siswa
Jumlah Rombel : 2 Rombel
Kondisi Pendidik dan Tendik : Guru 13 orang (PNS 3 orang, GTT 10 orang)
Tenaga Kependidikan (PNS 1 orang, PTT 5 orang)
Ruang Belajar : – ruang

Jumlah siswa : 160 siswa
Jumlah Rombel : 6 rombel
Kondisi pendidik dan tendik : Guru : PNS 3 orang, GTT 10 orang
Tenaga Kependidikan : PNS 1 orang, PTT 5 orang,
Ruang Belajar : 6 ruang (kurang 2 ruang)
Ruang Perpustakaan :1 ruang

Kendala Internal : SDM guru belum professional karena guru mengampu mata pelajaran tidak linier dengan ijazah; Ratio jumlah guru dan siswa tidak seimbang sehingga satu orang guru mengampu beberapa mata pelajaran; Sarana bangunan sekolah banyak yang rusak berat; Fasilitas pendukung seperti sarana ibadah, sarana olahraga, lapangan upacara, perpustakaan belum tersedia; Lokasi sekolah jauh dari lingkungan masyarakat (daerah pegunungan); Dana sangat terbatas (Bantuan dari pemerintah kurang dan dana komite tidak ada).
Kendala Eksternal: Daya dukung masyarakat terhadap pendidikan kurang; Penggalangan dana dari masyarakat sulit karena mayoritas masyarakat berasal dari nelayan dan petani; Sarana transportasi umum tidak ada sehingga anak jalan kaki ke sekolah; Kondisi jalan berbatu dan rusak; Jaringan listrik dan telepon tidak ada. Daya dukung pemerintah masih kurang.SMA N Lantoka berdiri sejak tahun 2012, usia sekolah yang baru . Letak geografis sekolah yang amat tidak mendukung yaitu berada di daerah 3 T dan masih banyak binatang liar. Kondisi tidak menguntungkan lainnya adalah lokasi Sekolah berada jauh dari pemukiman dengan tingkat sosial masyarakat yang kurang mampu dan kurang berpendidikan.
Kondisi bangunan sekolah yang kumuh, sederhana, kusam, kurang terawat.dan retak-retak akibat gempa Beberapa ruang kelas dan ruang guru masih berlantai biasa dan berlubang. Tata ruang yang berantakan, sarana prasarana yang sangat minim, dan lokasinya berawa-rawa dan rawan banjir, tanahnya tidak rata ada kali-kali kecil ditengah lahan sekolah. Kondisi siswa banyak terlambat, pelanggaran tata tertib sekolah hampir tiap hari, sedangkan guru lebih banyak diam di ruang guru, di kantin sekolah, di perpustakaan. Pada saat KBM kurang efektif sehingga kelas banyak yang kosong. Implikasinya tidak banyak prestasi dan piala yang dipajang di sekolah. Sekolah miskin prestasi, baik akademik maupun non akademik.
Dalam tahap observasi selama satu semester saya berasumsi dan menarik kesimpulan bahwa keterpurukan kualitas pendidikan di SMAN Lantoka bersumber dari kekurangseriusan kepala sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada di sekolah. Kompetensi kepala sekolah yang kurang muncul di antaranya kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial dan kewirausahaan. Adapun jumlah siswa seluruhnya pada saat itu 70 siswa yang terdiri dari 6 rombel, jumlah guru 13 orang dan tenaga pendidik 6 orang.
SMAN Lantoka berada pada daerah dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian petani .Sepanjang tiga tahun dalam periode tersebut jumlah siswa setiap tahun bertambah hingga mencapai 160 siswa.Hal ini menandakan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat sekitar untuk memasukkan putra-putrinya belajar di SMAN Lantoka. Walaupun sistem transpotasi ke sekolah terbatas.Hal ini memerlukan kerja keras bapak ibu guru dalam mencapai target kurikulum. Namun diyakini bahwa setiap individu pasti memiliki potensi menjadi juara. Prinsipnya bahwa keterbatasan sarana prasaran bukanlah penghalang bagi keberhasilan sekolah, tetapi pola pikir guru/komite dan siswalah yang akan merubah keterbatasan menjadi keunggulan. Oleh karena itu, diterapkan program unggulan yaitu program penumbuhan dan penguatan karakter bagi guru, siswa dan komite dalam bentuk kegiatan evaluasi setiap tahun baik dari sekolah, masyarakat pendukung, komite dan pemerintah setempat.Program ini memiliki dampak positif yang luar biasa.Banyak prestasi akdemik dan non akademik yang diraih dibandingkan sebelumnya..
SMAN Lantoka merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Alor. Berada di Desa Tanglapui Kecamatan Alor Timur yang berjarak 80 km dari ibu kota Kabupaten Alor.
Terletak di perkampungan, daerah 3 T. Input siswa berasal dari kalangan tidak mampu yang berasal dari warga sekitar Kecamatan Alor Timur dan sekitarnya. Sekolah terutama melayani siswa tanpa seleksi hanya dengan syarat lulus SMP/MTs dengan usia yang memenuhi syarat. Jumlah pendidik sebanyak ..orang,berpendidikan S-1.
Mengusung visi :
Terwujudnya SMA Negeri Lantoka dengan lulusan yang cerdas, lingkungan yang Asri, Aman dan Nyaman, Warga sekolah yang Tagwa, Inovasi dan Kreatif, serta mampu bersaing di era globalisasi melalui peningkatan penguasaan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Misi

Untuk mencapai Visi tersebut, SMA Negeri Lantoka mengembangkan misi sebagai berikut:
1.Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan yang memenuhi standar yang ditetapkan
2.Menannamkan kedisplinan melalui budaya bersih, budaya tertip, dan budaya kerja.
3.Menumbuhkan inovasi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat menunjang pengembangan profesionalisme
4.Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan sumber daya sekolah dalam mengembangkan potensi dan minat peserta didik secara optimal.
SMAN Lantoka terus mengembangkan berbagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran serta mengimplementasikan berbagai pendidikan karakter secara konsisten melalui berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas.
Berdasarkan kondisi geografis, SMAN Lantoka terletak di daerah pedesaan dengan lokasi yang tidak mudah dijangkau oleh kendaraan umum sehingga siswa harus berjalan kaki 5 KM Secara sosial, siswa berasal dari kelompok masyarakat yang masih kental dengan tradisi menikah muda bagi perempuan dan kerja cepat bagi laki-laki. Hal ini berdampak masih tingginya angka putus sekolah atau orientasi sekolah hanya untuk mendapat ijazah. Angka melanjutkan masih tergolong kecil. Terlebih dari segi ekonomi, siswa sebagian besar berlatar belakang keluarga petani. Keterbatasan ekonomi ini menuntut sekolah untuk membiayai proses pembelajaran dengan menggali berbagai sumber dana dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.
Selain kondisi lingkungan seperti itu, juga masih terdapat kondisi internal lainnyan antara lain: Kompetensi guru masih lemah, hal ini tampak dari angka nilai UKG yang rendah dan belum mampu secara optimal menguatkan potensi peserta didik, juga belum banyak variasi dalam metode pembelajaran; Motivasi peserta didik untuk belajar masih rendah; Sarana prasarana pendukung mutu pembelajaran belum memadai.
Strategi Pembinaan Sekolah
Sekolah mengembangkan pendidikan berbasis keunggulan lokal bidang lingkungan. Upaya pengembangan program dilakukan melalui Mata pelajaran Keterampilan diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal, sosial, pra-vokasional, dan akademik. jenis keterampilan yang dipilih adalah pengelolaan dan pelestarian lingkungan dan kewirausahaan dengan mempertimbangkan letak geografis dan lingkungan sekolah, daya dukung utama yaitu SDM dan infrastruktur yang dimiliki, minat dan bakat peserta didik serta potensi lokal, lingkungan, budaya masyarakat sekitar , kondisi ekonomi dan kebutuhan daerah serta permasalahan yang sedang dihadapi . Pengembangan program sekolah berbudaya lingkungan dan Entrepreneur dilaksanakan melalui mata pelajaran muatan lokal, terintegrasi pada semua mata pelajaran, mata pelajaran keterampilan, budaya sekolah dan pengembangan diri.
Penataan pengelolaan sekolah mulai manajemen sekolah, KBM, pengadan alat pendukung pembelajaran. Untuk permasalahan manajemen sekolah, sejak awal masa jabatan tahun 2015 telah kami melakukan berbagai langkah dan perombakan secara masif dan cepat guna mengingat waktu yang terbatas, kami memberikan pembinaan secara hangat kepada semua komponen pendidik dan tenaga kependidikan, dengan mulai membenahi pengarsipan dan inventarisasi semua aset yang ada di sekolah. Visi dan misi sekolah direvisi sehingga arahnya jelas.Penegakkan peraturan dan penanaman disiplin siswa dalam menjalankan kegiatan pembelajaran.
Berbagai langkah yang kami lakukan diantaranya mengajak semua jajaran untuk lebih mendisiplinkan diri dalam berbagai hal terutama dalam waktu, tak lupa kami mengajak dan memberikan contoh untuk langsung menyambut siswa didepan pintu kelas setiap pagi sebagai wujud perhatian terhadap siswa.Pada saat KBM berlangsung guru piket mengecek setiap kelas dan memberikan tugas bagi siswa bila ada guru yang berhalangan untuk hadir.Semua kegiatan KBM terkontrol langsung dalam pengawasan Waka Kurikulum.
Untuk permasalahan keterbatasan gedung sekolah kami pengajuan proposal dan melakukan pendekatan dengan pihak terkait guna memperoleh bantuan penambahan ruang kelas baru dan pembangunan gedung baru untuk pengembangan sekolah, baik dari Dinas Provinsi dan Kemendikbud.
Langkah yang lakukan adalah dengan melakukan komunikasi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya orang tua siswa dan para tokoh masyarakat lainnya terkait pengawasan siswa pada saat di luar sekolah, yang dalam hal ini kami merangkul ketua komite SMAN Lantoka.Tidak hanya itu kami juga melakukan kerjasama salah satunya dengan pihak kepolisian guna pengamanan dan pengawasan terhadap berbagai tingkah laku siswa terutama pada hari pasar. Biasanya siswa tidak ke sekolah dan berkeliaran di pasar..
Untuk pengembangan dalam bidang kewirausahaan, kami juga menjalin kerja sama dengan dinas pertanian dan pemerintah setempat Secara perlahan namun pasti kini SMAN Lantoka mulai bermetamorfosa menjadi sekolah yang maju dan mandiri dengan keunggulan yang dimiliki.
SMA N Lantoka juga melakukan Strategi Pembinaan Sekolah melalui:
-Sosialisasi peningatan mutu sekolah melalui kegiatan pelatihan;
-Sosialisasi pada masyarakat;
-Mengundang unsur muspika dan perangkat desa;
-Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
-Mengirimkan guru-guru untuk mengikuti berbagai pelatihan;
-Mengusulkan penambahan guru yang linier pada pemerintah;
-Program Life Skill budidaya dan unggulan lokal;
-Sosialisasi program unggulan lokal/bermutu pada siswa yang berasal dari orang tua petani.
Tips Pengelolaan Sekolah
-Mengadakan musyawarah dengan warga sekolah dan tokoh masyarakat;
-Membuat program sekolah BERMUTU;
-Membuat RPS jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang;
-Membuat Renstra, RAPBS, RKAS
-Kerjasama dengan para pengusaha, PerguruanTinggi, dan tokoh masyarakat.
-Program Kewirausahaan melalui pembinaan Life Skill unggulan lokal dan pelatihan pengembangan usaha pertanian dan peternakan
Strategi Pembinaan Sekolah yang dibuat:
1.Keikhlasan
a.Menerima apapun dengan bersyukur untuk meminpin sekolah apapun dan bagaimanapun kondisinya.
b.Memberikan bimbingan dan arahan kepada Guru dan Tenaga Kependidikan untuk melakukan semua pekerjaan tanpa pamrih penuh keikhlasan
c.Memberikan keteladanan dan membudayakan 5 S senyum, sapa, salam, sopan, santun dengan setiap pagi menyalami siswa.
d.Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dan menerima kritik dan saran secara terbuka.
2.Komunikasi
a.Menjalin komunikasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait (komite, stake holder pendidikan, Muspika dan lain-lain).
b.Membentuk tim kerja yang solid dan menjalin silaturahmi warga sekolah untuk menciptakan iklim dan budaya kerja yang baik.
c.Mensosialisasikan program sekolah dan memotivasi warga sekolah untuk disiplin, jujur, tanggung jawab dan ulet.
d.Melakukan pendekatan interpersonal
3.Kerja keras/Kreatif dan Inovatif
a.Menggali semua potensi dengan menyusun berbagai perencanaan pengembangan strategis sekolah.
b.Mendorong setiap guru untuk bersemangat menemukan cara cara inovatif untuk kesuksesan.
c.Memberdayakan sumber daya sekolah secara optimal, mengelola peserta didik dan sarana dan pra sarana.
d.Memprogramkan sekolah hijau/adiwiyata
4.Kasih sayang/Kesetiakawanan
a.Menumbuhkan rasa kesetiakawanan di antara warga sekolah.
b.Membudayakan program bersedekah dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c.Mengembangkan potensi sekolah sampai maksimal
5.Kesabaran dan Tawakal
a.Fokus dan konsisten pada program yang dibuat.
b.Melakukan pengawasan, evaluasi dan supervisi secara berkala.
c.Merencanakan program unggulan&menindaklanjuti hasil supervisi.
d.Pembinaan kerohanian
Dari uraian tersebut di atas yang terpenting adalah membantu guru untuk menyadari perannya dan “tupoksinya” sebagai guru hingga mereka dapat memahami dan menyadari tujuan-tujuan pendidikan serta fungsi-fungsi sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan, memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi pesera didiknya, hingga dapat membantu memecahkan semua masalah pesera didiknya, dan melakukan analisis kesulitan pesera didik dalam belajar, serta menolong peserta didiknya merencanakan perbaikan.
Menghadapi kondisi dan berbagai kendala yang dialami, maka pihak sekolah mengambil berbagai upaya dalam peningkatan mutu. Kegiatan tersebut antara lain
Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk bersama-sama mengatasi kendala tersebut.
Melakukan pembelajaran berbasis minat dan potensi pada mata pelajaran Olahraga, kesenian, kewirausahaan;Melakukan pembelajaran agama lewat PERSISTEN secara intensif harian melalui pembiasaan;
Melakukan kegiatan pembelajaran dengan basis aktivitas, peserta didik melaksanakan kegiatan berbasis projek di mana hampir sebagian besar indikator mata pelajaran ada dalam aktivitas tersebut. Berbagai macam aktivitas pembelajaran diantaranya;Liga bola Kaki, Liga Volly, Liga Bulutangkis, dan Pentas Seni. Kegiatan tersebut dirancang dan dilaksanakan semaksimal mungkin menyerupai kondisi nyatanya.Dalam pembelajaran berbasis aktivitas pengelolaannya semua oleh peserta didik sebagai orang yang sedang melakukan pembelajaran, peran guru dalam aktivitas pembelajaran tersebut sebagai fasilitator dan pembimbing.
Secara rutin melakukan kegiatan pemandirian melalui berbagai kegiatan yang dikemas dalam bentuk berbagi ilmu.Kegiatan pelatihan yang diberikan langsung oleh praktisi. Di antaranya pelatihan pemrograman komputer, pelatihan pembuatan kue kering, pelatihan budidaya sereh wangi, pelatihan budidaya sayuran kangkung, pelatihan pembuatan kerajinan tangan dan lain-lain. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari sabtu dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan minat dan potensi peserta didik. Instruktur tidak mendapatkan honor, sekolah hanya menyiapkan konsumsi dan transportasi.
Mengubah sistem penilaian dengan basis Penilaian Beracuan Kriteria (PAK) yang meminimalkan pemberian angka di awal penilaian. Nilai angka dibentuk melalui pencapaian indikator ketercapaian kompetensi secara utuh;

Faktor pendukung keberhasilan program di SMAN Lantoka :

​Langkah-langkah dan strategis yang dilaksanakan dapat digambarkan bagan berikut :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *