Bagaimana pendapat kita ketika seorang teman di-bully orang? Apakah kita berubah menjadi jagoan intuk menolongnya?
Kenyataanya, tidak sedikit dari kita yang memilih berdiam diri. Kita mungkin berpikir: kalau aku menolongnya, jangan-jangan nanti ganti aku yang di-bully mereka.
Membela kebenaran memang bukan perkara mudah.
Dibutuhkan keberanian lebih untuk dapat melakukannya. Tidak heran apabila si pembela kebenaran lalu disebut sebagai pahlawan.
Bagaimana dengan Nikodemus? Ia bisa dikatakan sebagai penakut, tetapi bisa juga disebut sebagai pemberani.
Beberapa waktu sebelumnya, ia datang bercakap-cakap dengan Yesus pada waktu malam.
Mengapa malam? Ia takut pertemuannya diketahui orang, mengingat statusnya sebagai seorang Farisi, juga pemimpin agama Yahudi.
Tetapi siapa sangka, Nikodemus kemudian menjadi seorang yang begitu pemberani. Di hadapan rekan-rekannya para imam kepala dan kaum Farisi, ia berani membela Yesus.