ORANG-ORANG SEKARAT
Orang-orang sekarat,
menggenggam sekerat ingin di tangan-tangan mereka.
Mata-mata kumuh begitu teduh menatap nyalang,
menyelinap di antara tumpukan-tumpukan janji
yang menyembul dari mata-mata durjana.
Dan hidup terlampau perih meminang pedih,
kebahagiaan acapkali moksa bersama angkuh para kaum pembual kata-kata.
Sepanjang waktu yang berkelebat laju,
kasih serupa barang mewah.
Tak lagi singgah di kepala orang-orang bijak
yang acapkali menimbun tawa-tawa semu.
Orang-orang sekarat itu,
masih menggenggam sekerat kemelaratan di tungkai-tungkai mimpi,
sembari menanti kuasa Tuhan menjatuhkan kematian di kedalaman mata-mata mereka.
Pulau Pura, 2018
PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
Perempuan-perempuan perkasa itu,
memanggul dengki di kepala.
Telah habis segala sabar menjadi subur di tubuh-tubuh renta.
Rupa elok senja menjelma tarian-tarian kesumat.
Lengan-lengan kian menua merangkul air mata.
Gemulai langkah saban hari mendedah madah-madah cinta berangsur ciptakan kepalan tinju,
menghardik tiada jemu.
Ladang-ladang kian gersang dipenuhi belukar kedengkian.
Anak-anak negeri menabuh nekara tikai di tubuh hening pagi.
Secangkir kopi senja kekal mendekap sunyi.
Tirakatkan hati dalam balutan benci.
Perempuan-perempuan perkasa itu, meminang kecewa di pantai melandai, menanti tangan Tuhan memeluk penuh kasih. Doa-doa pengharapan luruh,melarung di antara debur ombak-ombak binal.
Pulau Pura, 2018
AKU INGIN HIJRAH KE KOTA LAIN
Aku ingin hijrah ke kota lain.
Sebab di sini beraroma pesing dan terlalu bising.
Berdesing-desing di kupingku yang sudah lama melekap nyamannya.
Orang-orang kerap berteriak, “Hidup Tuanku…Hidup Tuanku.”
Mereka terlampau pandir untuk ditertawakan.
Bukankah meluhurkan sesuatu itu menjerumuskan?
Mereka bilang, ini sesuatu yang lumrah.
Dan aku bilang, lumrah itu biasa-biasa saja.
Tak perlu terlalu ngotot, apalagi pakai otot,
sampai-sampai celananya melorot.
Kotaku penuh sesak dengan orang-orang bijak.
Kata-katanya sarat petuah,
paling juga akan hilang sehabis kena tulah.
Mereka mengobrol ihwal kesepakatan,
sampai mengobral kesesatan.
Eh! maksudnya harga diri.
Aku ingin hijrah ke kota lain,
tapi di sana pun serupa seperti di sini.
Ya sudah, aku pindah ke Planet Mars saja,
siapa tahu di sana banyak puisi-puisi cinta.
Pulau Pura, 2018