OLEH : PAHLAWAN MINTA (KETUA UMUM HMI ALOR)
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang telah lama berdiri sejak tanggal 5 Februari 1947, mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap masyarakat bangsa dan negara, khususnya mahasiswa Indonesia. Begitupun Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Alor yang berdiri sejak 2004 silam, seperti yang dijelaskan oleh Kakanda Yusuf Mahali (Ketua Umum Pertama HMI Cabang Alor) setelah melakukan diskusi panjang terkait usaha awal dalam mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Alor. Dijelaskan bahwa terbentuknya HMI di Alor adalah kurangnya eksistensi serta partisipasi pemuda khususnya mahasiswa dalam melakukan tugasnya sebagai salah satu kelompok yang semestinya punya tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Alor yang sejahtera. Tanggung jawab ini didasarkan pada upaya peningkatan ilmu pengetahuan, bentuk-bentuk pengabdian dan peningkatan moral bangsa Indonesia khususnya Kabupaten Alor.
Dengan berdirinya HMI yang berfungsi sebagai organisasi pengkaderan (pasal 8 AD HMI), maka diharapkan mampu menjadi alat perjuangan untuk mentransformasikan ide dan gagasan dari mahasiswa dalam upaya mengembangkan tugas dan tanggungjawab untuk masyarakat dan daerah Kabupaten Alor. Sehingga proses kaderisasi HMI harus tetap berjalan secara konsisten dan berkesinambungan dengan berorientasi pada pembentukan kader yang memiliki karakter dan kemampuan untuk melakukan transformasi ide dan pemikiran-pemikiran positif dalam upaya pembentukan kepribadian yang dapat betanggungjawab terhadap problematika umat di Kabupaten Alor dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Dalam menjalankan sebuah misi besar tentu dibutuhkan personil dalam kapasitas yang cukup banyak, sehinga proses perkaderan ini pun harus mampu merangkul seluruh element mahasiswa berdasarkan kelompok maupun tipologinya. Secara umum dijelaskan beberapa tipologi mahasiswa diantaranya adalah tipologi mahasiswa akademik, mahasiswa organisatoris, mahasiswa hedonis dan mahasiswa aktivis. Mahasiswa yang semestinya diharapakan pada tipologi aktivis namun faktanya kondisi mahasiswa di Kabupaten Alor secara umum lebih menampakkan dirinya sebagai mahasiswa hedonis. Sehingga problem ini harus dijadikan bahan kajian bersama dengan terus melakukan kegiatan-kegiatan dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan moral, dan pembentukan jati diri mahasiswa yang akan membentuk karakter kepemimpinan yang berkualitas agar misi keumatan dan kebangsaan menjadi terjawabkan.