Telah kita lewati kesaksian atas proses perlombaan politik (Pilkada) serentak yang di laksanakan pasa tanggal 27 Juni lalu, sebuah hajatan dimana momentum untuk menentukan pemimpin daerah dengan tujuan untuk menata dan membangun daerah lebih baik dari sebelumnnya, tak terkecuali Kabupaten Alor.
Dalam proses hajatan politik (Pilkada) di kabupaten Alor, Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan dua paket yang siap berlomba yaknin paket INTAN dan paket AMIN dengan mengadu visi dan gagasan hanya semata untuk menarik perhatian dan dukungan masyarakat.
Dalam dinamika proses hajatan ini, kedua paket kontestasi tentu memiliki pendukungnya masing-masing. sebagai pendukung setia, bahkan sampai ada yang fanatik, sangat berkeingnan besar untuk menyaksikan paslonnya menang dalam pelombaan politik ini. Dari kedua paslon yang berlmomba masing-masing memiliki tim kemenangannya sendiri. Tim inilah yang menyeting semua strategi dan taktik untuk memenangkan paslonnya.
Setelah pemilihan umum berlangsung, dari hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum menetapkan paket INTAN memperoleh 51.805 suara dan paket AMIN 59.917 suara dengan selisih suara 8.112. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa paslon dari peket AMIN diberikan kesempatan untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan yang sudah hampir satu periode ini telah usai.
Disaat memulai perlombaan hajatan politik itu, pendukung kedua paket di akar rumput memberikan dukungan, pujian, dan kepercayaan, kepada paslonnya. Sedangakan lawan paslon diberikan ejekan, menjatuhkan, menyudutkan bahkan sampai caician. Tidak hanya paslonnya yang disudtkan, pendukung dari kedua kubu pun saliang mngucilkan dan menyudutkan. Hal ini terlihat pada saat hajatan politik hendak mau dimulai sampai pada selesainya penentuan kemenang oleh penyelnggara pemilu.
Sebagai upaya membangun keadaban masyarakat, khusunya daerah kabupaten Alor dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society) yang bebas dari segala ketertinggalan dan ketertindasanm, perlu untuk merekonstruksi dan melestarikan semangat gotong royong sebagai inti dari Ideologi Pancasila dengan tujuan membentuk kecintaan kita terhadap tanah air. Semangat ini merupakan wajah dari penyatuan misi masyarakat indonesia yang plural, dan dapat melawan segala penyakit sosial yang akan mengancam eksistensi masyarakat.