Mahensa Express.Com, Liliek Setiawan punya banyak kenangan dengan Jokowi. Sama-sama berasal dari Solo, Deputi Infrastruktur Indonesia Creative Cities Network (ICCN) ini mengenal Jokowi sejak pengusaha mebel itu masih menjabat Wali Kota Solo.
Ini ceritanya kepada para pembaca Jokowi App…
Suatu saat pada 2012, saya mengantar Pak Jokowi mengikuti sebuah seminar kewirausahaan di Surabaya. Saya ingat, karena penerbangan dari Solo ke Surabaya sangat terbatas, kami menumpang Lion Air dari Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Penerbangan kami tertunda selama enam jam. Jadilah, saya, Pak Jokowi dan seorang ajudan ‘telantar’ menunggu penerbangan di pelataran ruang tunggu Bandara Yogyakarta.
Berkali-kali saya mengajak Pak Jokowi masuk ke lounge, tapi beliau selalu menolak.
“Kalau Pak Liliek mau ke lounge, monggo. Saya di sini saja,” katanya yang lebih memilih duduk-duduk sambil ngopi di sebuah kedai kopi bandara. Ya, saya memang punya akses ke lounge, tapi masak saya masuk tapi Pak Jokowi di luar…
Kami pun ngobrol dengan santai. Tak tampak kepanikan atau kegelisahan pada diri Jokowi. Saat itulah, saya mengamati ada yang unik dengan orang ini.
Pak Jokowi hendak menelepon seseorang. Lalu mengeluarkan ponsel Samsung flip model plus buku catatan alamat model jadul yg ada urutan abjad di samping halamannya.
Lalu saya tanyakan ke beliau. “Pak, kenapa kok masih pake buku catatan alamat? Kenapa enggak dicatat saja di dalam daftar kontak ponsel?”
Jokowi menjawab bahwa daftar kontak ponselnya sudah penuh karena model Samsung flip hanya bisa mencatat 100-an nomor. Jadi, sisanya dicatat di buku alamat.
Alamaaakk….
Saya masih enggak puas juga. Lalu saya tanya, “Kenapa enggak ganti ponsel saja sih Pak? Ganti yg lebih canggih kan banyak?”