Pijakan Tonte, 21/02/2019.
“Daun Damar di Senja Senyum”
Boleh tertuang isi tulang dada, kelopak indah nada kedipan.
Bila perlu aku pijak, pijakan langkah bekas tapak.
Pengembara bukan masa lalu mengukir angan, akan angan berbagi pengalaman.
Jika dinda merindui daku kelak, usaplah air mata dinda.
Bangga berbagan jalan lintas berbelok, ditikungan bukti janganlah bokong berpangku batu.
Ini bibir berucap tanpa lidah, bukan bisu terdiam.
Hanya jasad tinggal nama dikenang.
Jangan tunggu mimpi mengobati akal, tersenyumlah kelak mimpi menjadi nyata.
Kata-kata biasa sederhana bernilai tak mengagum namun membingungkan.
Pangkulah pundak setara lipatan tangan melupakan pangkuan kaki.
Pastikan esok cerah kembali.
Daun damar disela senyum, sehelai menawar getah, getah nurani pujangga tak berpuitis, peluklah.
Laksana hari esok terbentang harapan.
” Aku dan Kau Kedepan ”
Sebenarnya telah lama, bahkan terlalu lama rusukku cari.
Begitu pula engkau pemilik rusuk.
Intan hati berhiaskan permata tidak cukup, aku menjamumu kekasih.
Aku dan kau kedepan adalah kepastian, masa -masa itu akan berdua kita lalui.
Sekilas mata melepas tatap, kau merangkul peluk wajahmu di pundakku yang lusuh.