Mahensa Express.Com Polisi terus mengembangkan penyelidikan kasus temuan mayat tanpa kepala dalam koper di Blitar, Jawa Timur.
Mayat tanpa kepala dalam koper tersebut belakangan diketahui bernama, Budi Hartono seorang guru tari di sebuah SD di Kediri.
Hasil penyelidikan terbaru, polisi tengah memburu dua orang yang diyakni sebagai pelaku pembunuhan.
Berikut rangkumannya:
1. Polisi Kantongi Identitas Dua Pelaku
Polda Jatim telah mengantongi dua orang yang diduga pelaku pembunuhan mayat tanpa kepala dalam koper yang ditemukan di Blitar.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol. Frans Barung Mangera mengatakan, saat ini penyidik sedang melakukan pengejaran terhadap dua orang yang menjadi terduga kuat sebagai pelaku pembunuhan disertai mutilasi pada guru honorer asal Kediri. “Iya saat ini kami sedang kejar 2 orang sekarang,” katanya pada wartawan, Sabtu (6/4).
Pengejaran terhadap dua terduga itu, lanjut Barung, didasari oleh beberapa temuan fakta penyidikan.
Yaitu, ponsel korban terakhir kali teridentifikasi aktif atau online pada 04.00 WIB di kawasan Kediri, di mana koper berisikan mayat korban ditemukan, Rabu (3/4) lalu. Kita melihat HP korban di suatu tempat di jam 4 dini hari di wilayah Kediri itu, on terakhir,” katanya.
Barung menduga, ponsel korban pada saat insiden pembunuhan terjadi, masih dikuasai pelaku. “Karena HP korban masih dikuasai oleh seseorang,” lanjutnya.
“Kasubdit Jatrantas Polda Jatim masih di Kediri,” tandasnya.
2. Polisi Duga Pelaku Orang Dekat Korban
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan, pelaku pembunuhan dan mutilasi guru honorer asal Kediri, diperkirakan orang dekat dan sangat dikenal korban. “Pelaku diperkirakan sangat dekat dan sangat mengenal korban,” katanya pada wartawan, Sabtu (6/4).
Kedekatan yang terjadi antara korban dan pelaku, lanjut Barung, karena kesamaan lingkungan sosial yang dilakukan keduanya dalam sebuah komunitas. “Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti oleh korban,” lanjutnya.
Barung meyakini, pelaku pembunuhan dan mutilasi dilakukan lebih dari satu orang. Jadi bukan pelaku tunggal. Artinya pembunuhan itu ada yang membantu atau memperlancar,”ujarnya.