Maahensa Express.Com, Garda Indonesia – Kupang, Organisasi Bela Diri Katolik Indonesia, Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria (THS-THM) diharapkan dapat menjaga dan mewariskan nilai-nilai Pancasila. Apalagi dengan keadaan Indonesia dewasa ini yang rentan dengan paham radikalisme.
Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae Soi,MM dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan Kaderisasi Nasional dan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Organisasi THS-THM di Aula Paroki Santa Maria Asumpta Kupang, Jumat, 21 Juni 2019.
“Menurut survey salah satu media besar di Indonesia, ada banyak anak muda, kurang lebih 36 persen yang tidak percaya lagi dengan Pancasila. Karenanya, kita sangat membutuhkan generasi muda sebagai pejuang Kristus yang militan. Sebagai murid Kristus, misi kita jelas yakni menebarkan cinta dan kasih ke seluruh Indonesia,” kata Josef Nae Soi.
Menurut Wagub, embrio Pancasila berasal dari Timur Indonesia yakni di Ende. Inspirasi Soekarno tentang Pancasila lahir dari diskusi dengan berbagai kalangan termasuk dengan para misionaris Katolik. Di perpustakaan Universitas Leiden Belanda, ada tulisan tangan Soekarno.
“Bung Karno mengatakan, setiap hari kamis saat menunggu dua orang misionaris yang sedang salve, ia turun dan duduk di bawah pohon sukun. Saat itu, seolah-olah dewa-dewi turun ke atasnya dan memberikan bisikan: “Hai bung Karno, di balik pulau Ende, di samudera yang luas, anda akan didirikan Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, ras dan agama tetapi harus bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa,dengan kebangsaan, demokrasi dan keadilan,” jelas Josef yang pernah mengenyam pendidikan singkat tentang Hukum di Leiden.
Lebih lanjut mantan penasehat Menteri Hukum dan HAM itu mengatakan, THS-THM yang adalah salah satu organisasi anak muda berpedomankan pada ajaran Kristus, tidak boleh terarah pada olah fisik semata. Tetapi juga harus punya kepribadian yang tangguh. Teguh dalam iman, kuat dalam perjuangan atau pencobaan atau dalam bahasa Latinnya _Servabo fidem, salus in arduis_.
“Kaderisasi ditujukan pada orang yang tangguh. Kita harus tunjukkan kepada dunia bahwa saya adalah Murid Kristus sekaligus saya adalah orang Indonesia. Dalam darah saya, ada darah Kristus, ada darah Indonesia, ada darah Katolik,” ujar Josef Nae Soi.