cerpen cinta
Oleh : BATUA ABDULLAH
Perkenalkan namaku Jono biasanya aku dipanggil Jon, aku seorang lelaki yang telah beristri dan telah di karuniai dua orang anak, aku bekerja pada sebuah perusahan milik negara yang ada di kotaku. Saat itu bertepatan pada tanggal 19 November 2017 aku mulai diterima dan bekerja pada perusahaan tersebut, waktu terus berjalan beban pekerjaan yang aku kerjakan seakan semangkin ringan dalam semangat yang berapi api dikarenakan aku ditemani seorang gadis berparas cantik, bertubuh tinggi, berkulit putih dan berbibir seksi Fina namanya. Detik demi detik waktu terus berputar keakraban aku dan Fina semangkin tak terpisahkan, hati ku dan hatinya semangkin terasa rindu ingin selalu bersama bahkan waktu yang disediakan perubahan tempat kami bekerja terasa begitu singkat. Memang benar adanya sebua pepata jawa mengatakan ” Weten Tresno Calanan Sakakolino” cinta itu akan tumbuh jikalau kita sering bertemu.
Aku masi termangu pada ucapan Doni sahabat baikku,dan masih sangat teringat dibenakku akan kata kata itu ” Cinta memang membuat kita buta, tapi kebutaan oleh cinta adalah kenikmatan sejati dalam hidup ini brow”, aku sebenarnya tidak setujuh dengan kata kata Doni ini bagiku cinta itu hanyala perhiasan dalam hidup ia akan mengkilap jikalau sirawat dengan baik dan akan usang bahkan rapu jikalau lita telah bosan, tetapi akankah ada kata bisan dalam cinta???
Kembali aku termanggu aku mencoba menatap matahari senja dari bukit Hulnani yang mulai memamerkan keindahannya, anganku menerawang jauh pada sosok gadis yang baru kukenal sebulan yang lalu,seorang gadis berambut pirang dan bergelombang siapah dia kalau bukan Fina sahabatku. Dalam sepi aku menengada kelangit sambil memandang awan puti berlarian berjumpa lalu berpisah, semangkin menekan alam pikiranku untuk terus merindukan Fina sahabatku, apakah salah dengan perasaan ini??
Perasaan sayang dan rindu semakin menyiksa batin ini seakan ingin kuteriakan nama Fina dan menuangkan isi hati ini, namun tidakla mungkin perasaan ini tersampaikan padanya karena ku tahu kelak perasaannya akan terpukul saat mengetahui diriku telah beristri, dalam hening ku mencoba menepis semua kenangan indah bersamanya hanyala sebuah masa lalu yang mungkin saja akan tersimpan dalam naluri kelelakianku, aku takkan kuasa mengungkapkannya secara terbuka sambil menatap bola mata Fina yang begitu tulus, aku berharap sedikit perasaan yang kituangkan lewat belaian jemariku ini mampu menyentuh bilik nuraninya.
Aku begitu sadar sampai detik ini wajahnya masi selalu hadir dalam mimpi indahku, sampai kadang aku berfikir untuk tidur sepanjang masa agar terus mimpi bersamanya agar cerita cinta kami terus berlanjut.
Akupun sadar bahwa setiap pandanganku terbayang senyuman manis itu, aku mencoba untuk membencimu tapi yang kurasakan hanyala rasa rindu yang semangkin menggelora, kadang ku bertanya apa yang harus kulakukan Fina?? Agar bisa membuangmu jauh dalam sejarah hidupku. Jujur dari segala bilik nurani ini aku masi sangat sayang padamu tetapi dunia seakan tidak merestui rasa sayang ini untuk terus bertumbuh hingga kita menutup usia nanti.
Tanpa seengetahuan dia akupun mengambil sebuah keputusan agar kehadirankku disana tidak menjadi tanjung pemisah baginya tuk menanamkan harapan pada hati yang yang lain. Meskipun berat atara aku dan dia harus berpisa tetapai bagiku mungkin itula jalan terbaik. Dalam hening dan hangatnya pelukan mesra ku coba membisikan kalimat kalimat penguatan agar aku dan dia cukupla menjadi cerita masalalu, kini akupun telah pergi melamar pada perusahaan yang lain dan hidup bersama keluarga kecilku, namun kadang dalam kesendirian selalu menjadi perdebatan hati ini yang cukul misterius ku tebak, mungkinkah ia Fina sahabatku yang dulu perna bermadu kasih masih menantikan kehadiranku ataukah perasaan itu telah hilang terkubur bersama kehadiran sosok lelaki yang lain.