Mahensa Express.Com- Kalabahi, Pemerintah Kabupaten Alor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Alor mencanangkan Gerakan Indonesia Membaca di Aula Disdik Alor, Selasa (23/12/2019). Hal ini sebagai salah satu upaya mewujudkan Kabupaten Alor sebagai Kabupaten literasi.
Kepala Disdik Kabupaten Alor, Albert N.Ouwpoly,S.Pd,M.Si menjelaskan, pengembangan serta sosialisasi literasi bisa dilakukan secara formal dan nonformal.
“Pengembangan literasi tidak hanya di sekolah formal dan nonformal saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh masyarakat. Tujuannya, agar program literasi berhasil dengan baik,” kata Kadisdik Albert N.Ouwpoly.
Selama ini, Kabupaten Alor telah meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Di sekolah telah menggiatkan membaca buku selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai, menyediakan buku pelajaran di kelas, hingga pelatihan menulis untuk siswa.
Sementara masyarakat, berusaha meningkatkan budaya baca dengan membentuk Kampung Literasi. Salah satunya Kampung, RT literasi, sekolah literasi yang harus dimulai dari Kelompok Bermain, PAUD, Taman Kanak-kanak (TK), SD dan SMP Literasi di Kabupaten Alor.
Upaya lainnya dengan mengembangkan perpustakaan jalanan sebagai upaya mempermudah akses baca bagi masyarakat, serta perpustakaan keliling di sekolah-sekolah dan beberapa RT sebagai contoh di Kota Kalabahi.

Disdik Kabupaten Alor telah menyusun rencana aksi untuk mewujudkan Alor sebagai kabupaten literasi. Rencana tersebut dengan penguasaan pada enam dasar literasi, yaitu literasi baca tulis, berhitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi, keuangan, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Sesuai pantauan wartawan kegiatan Sosialisasi Gerakan Indonesia Membaca melibatkan stakeholder dan Pegiat Literasi di Kabupaten Alor.
Kadisdik, Albert N.Ouwpoly mengatakan kita semua yang berada dalam tim besar harus bersama-sama membangun generasi agar bisa keluar dari kekurangan, khususnya bagaimana dapat membangun diri melalui aktifitas literasi yang memang bukan tradisi kita di Timur dan di Alor tapi karena tugas kedinasan maka tidak saja membutuhkan kerja keras tapi juga punya jaringan yang baik karena kita tidak bisa kerja sendiri tanpa jejaring untuk memajukan pendidikan di daerah ini,”ujarnya.
Kadisdik bersyukur ada satu barisan bersama untuk mengelola tugas dan tanggungjawab. Lanjutnya,”pada hari ini hadir juga generasi muda, pengelola, aktifis dan organisasi kepemudaan di Alor. Hal itu menandakan bahwa pekerjaan ini menjadi pekerjaan bersama.
Uapaya sadar ini harus dilaksanakan secara kelompok sehingga membutuhkan pengorbanan dari semua elemen pegiat literasi.
Dikatakan orang-orang yang berkorban bukan untuk kepentingan pribadi tapi untuk kepentingan generasi dan orang lain, mereka lah yang disebut pahlawan. Untuk itu perlu ditegaskan bahawa semua yang ada merupakan pahlawan bagi daerah dan generasi masa depan bangsa.
Literasi atau budaya membaca harus di kembangkan karena kategori informasi bersifat klasik sudah tidak bisa dipakai saat ini.
Data tahun 2016 kebawah adalah data-data lama yang sudah ketinggalan zaman, data-data yang digunakan saat ini adalah data terupdate yaitu data tahun 2017 hingga 2019.
Majalah pendidikan yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017 menyampaikan bahwa kebiasaan membaca di Indonesia masih sangat rendah, budaya membaca di Indonesia hanya dua level di atas budaya membaca di Negara Timor Leste padahal jumlah penduduknya hampir sama dengan jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ini merupakan data resmi yang dikeluarkan UNESO, Lembaga Dunia yang menangani Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk menjadikan letrasi atau budaya membaca menjadi suatu kebiasaan maka sejak kecil anak harus dibiasakan untuk membaca,