Sastra

PUISI-PUISI FERDINAN FRARING

221
×

PUISI-PUISI FERDINAN FRARING

Sebarkan artikel ini

KAMI INGIN KEMBALI BERLABUH

bara api salah dan dosa kami telah lahirkan asap panas
yang membumbung membentuk awan hitam selimuti langit
dan kami tinggal arang yang perlahan kembali abu
dalam tungku onak duri dan berlalu.

ya Tuhan
kami telah jauh dari jalan-Mu
kami telah ciptakan pegangan yang kami anggap sakti
tapi nyatanya kami diteror oleh pegangan sendiri
dan terperangkap dalam penjara siksa yang kami cipta di dunia fana ini

sebab telinga kami tuli tak peduli
pada petuah orang-orang suci
dan langkah kami tak ikuti jejak-jejak para nabi
dalam lembar-lembar kitab suci
yang Kau sabdakan ke lidah mereka,
namun kami tak sadar bahwa sekali saja murka-Mu berbunyi
segala yang kami miliki musnah abadi

Tuhan, kami adalah debu yang angkuh
yang selalu berpaling dari-Mu mengejar nikmat sesaat
tapi kembali mencari-Mu saat hilang arah dan patah harapan.
kini kami rindu malu, kami ingin kembali berlabuh
berserah di bawah kaki salib pertobatan.

maka turunlah atas kami sinar terang pengasihan-Mu
dalam jiwa dan rasa kami
agar kami diam ikuti cahaya-Mu yang tak padam
turunlah atas kami api roh-Mu yang suci
dalam akal dan asa kami
agar setiap jengkal langkah yang kami lalui
selalu aman dalam jalan-Mu
menuju negeri permai yang Kau cipta di sana.

Sikumana, Juli 2013

BERILAH AKU KEHENINGAN

dalam relung hatiku yang kosong ini
kusujud mencari wajah-Mu di dalam doa

tapi di sini, di sisi diri ini
kebisingan suara iblis
tak pernah diam menggilas
mengasingkan aku seperti orang asing
yang sendirian terpaku di ambang bimbang
yang ragu akan arah dan tujuan langkah

dalam akal dan rasaku yang gugup menuntut
timbullah sosok-sosok bayangan maut
menutup bola mataku menatap wajah-Mu
hingga sempat aku ragu
akan kuasa dan kasih setia-Mu

tapi aku tahu bahwa
Engkau lebih berkuasa atas segalanya
dan kuasa kasih-Mu lebih nyata dari apa yang kurasa dalam merasa,
maka berilah aku keheningan
agar kusujud mendengar sabda-Mu dalam diam.

Aloleng, 19 Maret 2014

CUACA HATI

langit mendung
berembus angin kerinduan
cepat mendesak sesak mendekap
seketika gelap

di dalam gelap
di luar gelap.
mata rinduku.

Petleng, 13 Februari 2017

NEGERIKU

buat pulau seribu moko

oleh gugusan pulau-pulau yang berjejer disepanjang pantai
pesona wajahmu terpancar sejak dulu
tapi kau seakan lama membisu di mata tanjung-tanjung
di bawah bukit-bukit batu kapur yang mulai merapuh,
dan berpasang-pasang mata yang menatapmu
menyebutmu tanah penuh mantra, penuh sihir, dan gudang teka-teki

tapi semua telah nyata kupahami di sini
menikmati kekayaan alam dan ragam budaya
warisan moyang-moyang dengan banyak bahasa
yang erat bersatu dalam semboyan sucimu
tara miti tomi nuku

kaulah kecil elok nyaman aman rindang dan indah
mengapung bagai surga
di ujung timur nusa tenggara.
kekayaan alammu terbentang disepanjang pegunungan tanahmu yang dingin
menuju dataran dan lembah-lembah hingga ke pantai
yang menyimpan keindahan bawah laut tiada banding
anugerah Tuhan tiada tara.

negeriku,
kini pelangi telah terbit di wajahmu
bunyi gong yang ditabuh oleh tangan-tangan kecilmu
telah membelah samudra,
sentakan irama lego-lego dari kaki-kali telanjangmu
telah menggetarkan benua,
dan atas nama mesbah dan kampung-kampung sejarah
kau panggil mereka dalam sapaan cakalele
kang o…o…o…
ne kamol….
ne serang ne yai….
ma o me….

selamat datang!
inilah kami: alamnya lestari orangnya ramah

GOR-Batunirwala, 17 Maret 2014
(pernah dibacakan oleh Anjelina Romita Lano, dalam lomba putri wisata Alor 2017)

DAHAGA DI MATA AIR

suara hati orang-orang pinggiran
beriak
bergemuru
keras bagai dentuman meriam
dan panas seperti mata panah api
pecahkan bendungan hitam
lelehkan mata air keruh.

haus…haus…
suara hati orang-orang pinggiran
terus menggema di tepi muara
mencari bening di balik mata air rindu
mata hati menatap heran
adakah dahaga di mata air?

Sikumana, 7 September 2012

AROMA MASA SILAM

aku tak salahkan angin
ketika ia embuskan aroma masa silam ke hatiku
aku juga tak salahkan hatiku
mengapa masih mencium aroma itu.

angin tetap berembus
pintu hati tak pernah tertutup
yang tercinta tersenyum dalam khayalanku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sastra

Kelu Kaku Dingin Gelap pohon kuning keemasan menyorot…

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/