” Penantian di Tepi Telaga Ungu ”
Aku bukan sedang bertapa di sini.
Ataukah…
Sedang memanjakan lentingan mantra-mantra.
Klasik tempo dulu yang kini kau labuhkan.
Sirik sebatang kayu, hanyut kian kemari.
Mengejek bersilah kaki dalam lumpuh berpijak.
Telagamu nan rapuh atas janji-janji kusam.
Ku mulai mengintip di cela-cela cercaan kata-kata bualanmu.
Bisikkanlah kelanamu ke mana kau menjejaki tapak-tapak bisu jejak kakimu.
Aku tetap tersenyum bangga padamu, kekasihku.
Penantian di tepi telaga ungu, jangan kau riak memanja.
Bahkan memanjatiku dengan lidah-lidah tak bertualang.
Aku tetap aku pada doaku, bibir berucap suci dalam roh.
Kau anggap itu kitab mantra gaib bacaan komat-kamit.
Salah….
Salah kau memenjarakan arti dari maksudku.
Ditepian telaga unggu aku bersimpul kau tak paham.
Simpulan-simpulanku, bagimu sebuah ambigu.
Helangdohi, 21/02/2019
Karya : Gabriel Romelus Ladang