Kurang Nyaman Dalam Pelayanan
Sementara, dia pun mengaku pihaknya merasa kurang nyaman dalam pelayanan karena mereka pernah kehilangan alat-alat medis dan barang milik para medis, seperti sepatu both, gunting ferban dan bahan material bangunan, misalnya pasir.
Keterbatasan Angkutan Terhadap Pasien
Dia menambahkan, keterbatasan angkutan, misalnya mobil ambulance yang cuma satu buah tidak dapat melakukan pelayanan terhadap masyarakat di 13 Desa di Amanatun Selatan secara semaksimal.
“Sopir juga tidak ada jadi ketika kami membutuhkan selalu sewa sopir dari luar dan bayar dari Saku kami pegawai disini,”akunya.
Dituturkan Yustina, akibat kebutuhan maka sementara ini pihaknya terpaksa menggunakan jasa clenning service. Tetapi karena tidak ada pembiayaaannya oleh daerah maka selama ini pembayaran upah jasa clenning service dari uang para pegawai Puskesmas.
“Kami berharap upah jasa clenning service dan security dapat ditanggung oleh daerah supaya puskesmas ini bisa bersih dan terasa nyaman bagi pegawai, pengunjung dan pasien, “pungkas Kapus ini.
Salah seorang bidan yang enggan dimediakan menyampaikan, jumlah uang makan dan minum yang diberikan oleh daerah kepada petugas piket dinilai sangat rendah karena tidak sesuai dengan jam kerja.
“Uang Makan Minum kami perhari 25. 000 ribu mana mungkin cukup untuk makan dari pagi sampai malam. Kami kerja disini 1 kali 24 jam, karena tenaga kerja sangat kurang,”terangnya.
Lanjut dia, deadle waktu bekerja sudah termasuk lembur namun sejauh ini pemerintah daerah tidak pernah memperhatikan bahkan dalam setiap musrenbang pun pihaknya selalu mengusulkan namun sama sekali tidak ada perhatian, kilahnya
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dihubungi melalui ponsel selulernya sebanyak 2 kali, tidak dapat dihubungi. By Yasri S. Saefatu.