Kumpulan Puisu Ferdinan Fraring Dan Stevan Lafuil.
TRAGEDI TANJUNG MARGETA
Mengenang Kisah Kelam Tenggelamnya KM. Putra Kenari 2, 15 Juni 2019
aku tak tahu harus menulis apa
mengisahkan duka kampungku,
dalam dadaku berantakan
seperti lambung kapal pecah
diterpa arus gelombang pasang.
iblis mana yang telah menghasutmu
melepaskan tali jangkar
atau hasrat macam apa
yang telah mendesakmu pergi
dalam laju angin timur
membelah dingin cuaca malam
hingga Natalia Raya Napoe
merasa gelisah
dalam timang ibunya.
cahaya lampu-lampu bagan
semakin jauh
malam pekat
lautan kelam
tak ada yang tahu
bahwa maut telah menunggu
di tengah laut dalam.
Putra Kenari Dua
kapal fiber goyah
yang berjalan di tengah malam buta
telah kau tenggelamkan nyawa-nyawa lelah tak berdaya
bersama mimpi-mimpi indah
di Tanjung Margeta yang dingin,
telah kau goreskan luka lebam
di sepanjang garis pantai
menyisahkan kisah kelam
sekelam maut
di mata gunung-gunung kenari.
wajah-wajah itu kini diam membisu
dan tertidur kaku.
dalam diam mereka yang paling dalam
kukenal wajah-wajah penasaran
sebab Tanjung Margeta
bukan tujuan akhir mereka
maka semuanya hampa
semuanya menjadi sia-sia
sebab ucapan belasungkawa
tak lebih harum dari nama
Hariyati Banamakani
dan keindahan krans bunga
tak bisa menepis senyum manis
Mama Maria Malaikosa
dan juga mereka yang kini di keabadian.
mari kita kembali
bercermin pada lautan
pada setiap teduh dan geloranya
pada kapal dan dermaga
bahwa bila waktunya tiba
semua akan berlabuh
ke dalam kodrat cinta di tangan-Nya.
Juni 2019
Ferdinan Fraring
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^