Mahensa Express.Com – Jakarta, Kamis (10/10/2019) siang, Abu Rara mendekati Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan KeamananWiranto yang baru saja turun dari mobil di Alun-alu Menes,Pandeglang, Banteng.
Abu Rara berpura-pura ingin menyalami Wiranto seperti kebanyakan warga yang ingin bersalaman dengan pejabat.
Saat itu, Kapolsek Menes Kompol Daryanto menyambut Wiranto yang baru saja meresmikan gedung kuliah bersama Universitas Mathla’ul Anwar.
Namun, tiba-tiba Abu Rara mengeluarkan senjata tajam dan menusuk bagian perut Wiranto. Semuanya berlangsung dengan sangat cepat. Wiranto nyaris tersungkur di jalan.
Kapolsek Menes yang berada di dekat Wiranto langsung mengamankan Abu Rara. Tak disangka, FD (sebelumnya disebut FA) seorang perempuan bercadar, istri Abu Rara, menyerang punggung Kapolsek.
Korban lain yang terluka adalah ajudan Wiranto dan Fuad Syauki, tokoh masyarakat setempat.
Wiranto yang terluka di bagian perut segera dilarikan ke rumah sakit. Sementara dua pelaku ditangkap oleh polisi.
Pernah gunakan narkoba pil kurtak
Dikutif dari KOMPAS.Com Abu Rara atau SA kelahiran Medan tahun 1968. Saat ini dia berusia 51 tahun.
Abu Rara dikenal pintar dan cerdas. Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di salah satu universitas ternama di Sumatera Utara. Kala itu, SA dan keluarganya tinggal di Jalan Alfakah, Kelurahan Tanjung Mulia, Hilir, Kecamatan Medan Deli.
Saat usianya 27 tahun, SA menikah dengan istrinya yang pertama yakni Netty pada 1995. Sayangnya pernikahan tersebut hanya bertahan 3 tahun.
Mereka bercerai.
Hal tersebut membuat SA frustrasi dan mengonsumsi narkoba jenis pik kurtak. Dia juga sering ikut judi togel.
“Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku,” kata Alex (39), sahabat SA, di Medan.
Berangkat ke Malaysia
Setelah bercerai dengan istri pertama, SA berangkat ke Malaysia. Alex saat itu hanya mengetahui bahwa teman baiknya itu jalan-jalan ke Malaysia.
Lima bulan di negeri jiran, SA kembali dengan penampilan yang berbeda seperti menggunakan peci dan lebih agamis.
SA disebut juga rajin ke mushala untuk mengisi pengajian. Namun, SA menarik diri karena ceramah yang disampaikan tidak disukai warga.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya SA membuka depot air hingga rental PlayStation.