Bukan tidak mungkin jika Gibran dan Bobby memanfaatkan popularitas kepala negara, apalagi, keduanya tidak punya jejak karier politik.
“Beda cerita kalau Jokowi sudah tidak jadi presiden lalu mendorong atau membiarkan anaknya terlibat dalam politik. Ditambah dengan faktanya Gibran maupun Bobby enggak punya karier politik yang boleh disebut menumpang pada popularitasnya Jokowi,” ujar Ray.
Ia mengatakan, rencana pencalonan Gibran dan Bobby pada pilkada ini berbeda dengan pencalonan putra Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), pada Pilkada DKI 2017.
Sebab, kala itu, SBY sudah tak lagi menjabat sebagai presiden.
“(Pencalonan Gibran dan Bobby) itu saya sebut komplet dinastinya, dari semua variabel masuk. Pertama hubungan darah, sedang menjabat, tidak punya basis politik dan menangguk keuntungan dari popularitas bapaknya,” kata Ray.
Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com dengan judul, ” Ray Rangkuti : Beda dengan AHY, Gibran-Bobby Menumpang Popularitas Ayahnya