Dalam tradisi Kristen, dekorasi tersebut adalah Gua Natal, yaitu pameran khusus benda-benda seni yang menggambarkan suasana kelahiran Yesus di Betlehem. Pameran tersebut, yang biasanya dipajang selama musim Natal, terdiri dari kumpulan patung-patung kecil.
Pendeta Munzir Ishak dari Gereja Natal Evangelis Lutheran berbicara kepada kantor berita Anadolu tentang makna perayaan Natal tahun ini di wilayah Palestina. “Sementara genosida sedang dilakukan terhadap rakyat kami di Gaza, kami tidak bisa merayakan kelahiran Yesus Kristus tahun ini dengan cara apa pun. Kami tidak ingin merayakannya,” katanya, dilansir dari Anadolu pada Selasa, 5 Desember 2023.
Meskipun jalan-jalan di negara-negara lain didekorasi dengan cerah dan kota-kota diterangi cahaya selama Natal, gereja-gereja di wilayah pendudukan Israel itu menahan diri dari kegiatan perayaan yang berlebihan, dan membatasi perayaan Natal hanya pada doa dan ritual ilahi.
Oleh karena itu, alih-alih mendekorasi pohon Natal tahun ini, gereja memilih dekorasi yang terbuat dari puing-puing yang melambangkan kehancuran di Gaza.
Ishak mengatakan, menampilkan hiasan reruntuhan sebagai pengganti dekorasi Natal di gereja adalah pesan untuk diri mereka sendiri dan dunia.
“Pesan kami kepada diri kami sendiri adalah ini: Tuhan beserta kami dalam penderitaan ini. Kristus lahir dalam solidaritas dengan mereka yang merasakan sakit dan menderita. Tuhan menyertai mereka yang tertindas,” katanya.
“Kedua, kami ingin memberi tahu gereja-gereja di seluruh dunia: ‘Sayangnya, Natal di Palestina seperti ini.’ Baik Kristen atau muslim, ini adalah situasi yang kita alami di Palestina. Kita dihadapkan pada perang genosida yang menargetkan seluruh warga Palestina. Sayangnya, ketika kita memikirkan kelahiran Bayi Kristus, kita memikirkan bayi-bayi yang dibunuh secara brutal di Gaza,” imbuhnya.
Para pemuka agama Kristen menyoroti bahwa serangan Israel terhadap Gaza telah “mematikan semangat Natal”.
Umat Kristen dari seluruh dunia mengunjungi kota Betlehem pada akhir Desember setiap tahunnya untuk merayakan Natal, karena percaya bahwa kota tersebut adalah tempat kelahiran Yesus.
Pengunjung kota datang ke Gereja Kelahiran atau Gereja Nativitas, yang dibangun di atas sebuah gua yang diyakini sebagai tempat Maria melahirkan Yesus Kristus.(**)