” SATU LAGI LANTUNAN BAGI ALUMNI ”
Perjuangan bukan sampai di sini, ingatlah
Bahwa kita bukan pecundang, tahukah itu…?
Geli gelisah menggonggong raungan nurani memanggil
Mari datang, datanglah kemari
Sekejabkah berlabuh lalu berlalu, berlalu dalam bisu
Sesekali tidak, tarulah di tiang teratas kibarkanlah semangat juang mu
Alumni…
Sedihkah, banggakah, tersakitikah, mengelukah
Sudalah panah tertancap di ubun-ubun tetap berdetak jantung ini
Jantung ini jantung hati alumni
Dengarlah kerendahan hati satu tujuan, tujuan raga pengabdian batin
Mata menjadi tanya dalam tanda tanya
Bangga…
Bangga perjuangan ini tetap diperjuangkan
Itu sudah….
Apa lagi mesti ragu itu ada
Apa lagi bimbang itu abaikanlah
Marilah kawan, kawan perjuangan
Satu lagi lantunan bagi alumni
Kita hanya menatap kosong yang kini bangunan itu bukan lagi milik kita
Tetesan darah dan keringat kita ternilai tak terbayar
Tatap kembali sebagai secuil cungkilan luka lama terluka
Akan tetapi hari ini, esok dan selamanya di kandung alumni
Saya alumni
Engkau alumni
Dia alumni
Mereka alumni
Kita adalah alumni dan alumni adalah kita
Gandengan tangan dalam satu tarian lambang adatiah
Lanjutkanlah perjuangan
Perjuangan dalam kedamain
Tuhan menyertai perjuangan kerja jeri lelah pilihan utusan terkutip pemimpin terpilih
Pahamilah…..
Alumni PGRI Alor, 09/02/2018
Karya : Gabriel Romelus Ladang
” BISIK – BISIK CABIKAN LUKA”
Derasnya lautan biru telah terlewati, manja tipu jalan tutur mu
Ungkapan gelombang mengayun perlahan bercerita
Tak kau hiraukan arti perjalanan perjuangan penjualan malu harga diri di caci hina
Lihatlah, resapilah malam menghirup balik berpadu kebencian
Bisik – bisik cabikan luka mulai terbagi kekeliruan
Kini jalan mu adalah jalan mu, jalan ku adalah jalan ku inilah yang kau mau
Bagai anjing melolong tak menggigit luka – luka sayatan
Kata – kata mu sia – sia harusnya kau renungi samudera cinta
Sisi ku lain dihadapan mu, sadarilah betapa besar kau dimanja terpangku dipangkuan
Sedih ku teteskan dilema tanya bertahun – tahun lamanya, ini perang batin
Wajah – wajah tua terlintas penyesalan hubungan kebohongan
Ayah… janji ku akan ku raih ku bawa gadis sederhana dihadapan mu sebagai bukti pemenuhan janji ku
Ibu…. tenanglah dalam diam sepi air mata mu tentang gadis tak bermoral itu akan aku kalungkan dipangkuan mu sang gadis pelantun bisu
Bila rasa – rasa penipuan ini membuat sakit nurani keluarga terpandang kelembutan
Cukuplah wahai gadis ku yang bodoh tak berhati
Hati busuk membatu di ikat keserakahan, ingatlah harta tak selamanya jaminan kebahagiaan
Dengarkan, dendang lagu kekacoan kecoa busuk gadis munafik
Mau mu dihargai namun tak mau mu menghargai
Malu………