Maulang, Ulah Pembeli Musiaman Dapat Mempengaruhi Harga Vanili
Mahensa Exspress.com-Kalabahi. Bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Alor membudidayakan tanaman vanili merupakan kebanggaan. Alor mulai terkenal dengan vanilinya pada Tahun 1990 an. Saat itu Apui sangat terkenal bahkan sampai manca Negara karena vanili. Sebagian besar petani membudidayakan vanili karena harganya terbilang mahal. Meskipun demikian tetapi untuk menmperoleh vanili berkualitas baik dan diterima oleh pasar membutuhkan kesabaran. Meskipun drmikian tetapi saya kuatir kedepan harga vanili akan merosot karena ula pembeli musiman.”coba bayangkan vanili baru berusia tiga bulan dan belum memenuhi standar jual tetapi pembeli musiman sudah paksa petani untuk jual, ini sangat berbahaya sebab bisa berakibat fatal. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari, Apolos Maulang mahasiswa Fakultas Hukum semester akhir Universitas PGRI asal Kecamatan Alor Tengah Utara kepada wartawan di Kalabahi pada (13/03).
Menurut, Apolos Maulang, dia merasa kesal dengan beberapa pembeli vanili musiaman pada Bulan Pebruari yang roling keliling kampung untuk beli vanili. Para pembeli musiman hanya ingin mencari keuntungan besar tanpa memperhitungkan kualitas,”Katanya.
Usia vanili layak jual menurut, Apolos Maulang berkisar antara tujuh hingga delapan bulan. Sekarang usia vanili baru tiga bulan pembeli musiman maupun tengkulak vanilli sudah bermunculan di kampung-kampung untuk berburu vanili.
Karena petani takut harga vanili merosot atau dicuri orang sehinga dengan terpaksa mereka panen vanili yang sebenarnya belum memasuki usia panen. Meskipun harga vanili saat ini baru berkisar antara Rp.200.000; hingga 250.000, petani tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan dapat berakibat pada menurunya kualitas vanili di pasaran global.