Dikatakan saat reses kami melihat dan berbincang dengan pedagang kain. “Bagaimana mungkin mereka bisa berusaha dengan baik kalau tempat jualan mereka tidak layak. Pedagang ikan dan sayur khususnya bercerita bahwa mereka dibola sana sini oleh pemerintah. Mereka diperlakukan kasar dan tidak berperikemanusiaan oleh Polisi Pamong Praja. Pemerintah harus menyadari bahwa hampir 90 persen modal usaha mereka berasal dari retenir,”Kata Aris.
Pemerintah tidak boleh merelokasi penjual ikan dan sayuran sesuka hati karena sebab mereka belum berusaha tetapi sudah ditagih retenir, “Ini merupakan persoalan serius yang seharusnya menjadi bahan permenungan. Siapa yang bertanggungjawab atas kerugian yang diderita pedagang ikan dan sayuran.
Sebagai politisi kami bangga sebab pemerintah berencana membangun kota yang indah tetapi kami juga sangat tidak setuju dengan tempat jualan yang sangat tidak manusiawi dan tidak layak untuk pedagang,”Katanya.
Masyarakat di Kelurahan Mutiara pada umumnya menginginkan jalan setapak,bak air,drainase dan sumur bor. Sementara untuk Desa Alila Timur masyarakat minta jalan,abrasi pantai, rumah ibadah dan pendidikan. Untuk semua masukan tersebut akan diupayakan pada 2017. Kami berharap pemerintah dapat menyetujui usulan kami,”Ujarnya. (efakolly)