“PMKRI menyadari itu, sehingga sektor pariwisata didorong menjadi bahan kajian dalam KSR selama sepekan nanti. Tema yang kami angkat adalah Konsep Pembangunan tentang pariwisata NTT yang berkelanjutan,” ujar Thomas.
“KSR tersebut terbagi dalam tiga bentuk. Pertama adalah Seminar Nasional, kedua adalah Konferensi Studi, dan terakhir adalah Safari Wisata,” ujarnya lagi.
Seminar Nasional, jelas Thomas, akan dihadiri oleh anggota DPR RI Benny Harman. Perwakilan Pemprov NTT, Pemkab Alor, Kementerian Pariwisata, Keuskupan Agung Kupang dan PP PMKRI juga akan tampil sebagai narasumber.
“Kegiatan kedua adalah konferensi studi akan dilakukan dari tanggal 16 sampai 18. Sementara tanggal 19 akan dilakukan Safari Wisata,” ujar Thomas.
Safari Wisata, menurut Thomas, dipetakan lagi menjadi beberapa kegiatan. Pertama adalah edukasi kesadaran pariwisata buat masyarakat. Kegiatan ini akan dilakukan di beberapa kampung pariwisata yang telah diidentifikasi.
“Nanti peserta akan dibentuk dalam beberapa kelompok dan akan turun lokasi (kampung pariwisata) untuk melakukan advokasi, sekaligus melihat dan menemukan kondisi riil yang dialami masyarakat untuk dikaji dalam rekomendasi KSR nanti,” ujar Thomas.
Sementara kegiatan kedua adalah reboisasi ekologi laut melalui tanaman mangrove. Ini akan melibatkan Pemkab Alor.
Kegiatan ketiga adalah pemetaan wilayah wisata Alor. Hasil dari kegiatan ini adalah pembuatan buku rekomendatif dan satu buku traveling.
“Buku traveling itu semacam buku saku persembahan teman-teman PMKRI buat Alor,” ujar Thomas.
Sementara itu Ketua Lembaga Hukum dan Advokasi PP PMKRI, Eleonarius Dawa, mengatakan bahwa KSR merupakan salah satu kegiatan kaderisasi PP PMKRI.
“PMKRI Pusat konsen ke KSR karena ini sangat penting. Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang dijalankan,” ujar Dawa.
Dawa mengaku, PMKRI Pusat telah berkoordinasi dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk hadir dalam Seminar Nasional besok. Namun Arief Yahya mengutus perwakilannya karena ia memiliki agenda ke Beijing.(@Nwar)