Musim panas menjulang
di langit negeriku
tunas-tunas masa depan jatuh berhamburan
di halaman perkantoran.
dan angin yang berembus begitu basa-basi
tak beri arah pasti
kecuali mengantarkan debu memerahi mata
menggelapkan harapan dan angan-angan.
Di halaman perkantoran seorang pemuda
memegang ranting rapuh dengan gelisah
berlindung di bawah selembar ijasah SMA.
ia diam membaca cuaca
“apabila menjadi PNS adalah falsafah hidup
maka harapan masa depan menjadi bla bla bla.”
ia terjaga
Ia diam berpikir dan mulai menatap curiga
terhadap kemungkinan segala.
ia harus terampil dan bisa mencipta
ia harus beranjak dan mengatur kerja
ia mulai menghitung angka-angka dan segera mengatur langkah
memandang jauh ke sana
Ke ladang ia harus pergi siapkan lahan
ke sawah ia harus pergi membajak tanah
ke gunung-gunung ia harus pergi untuk menanam
ke laut ia harus pergi membuat jaring dan mencari tangkapan
ke pasar ia harus pergi menjadi pedagang
atau menjadi pengusaha dengan merdeka.