Ibu… Masih saja ingatku menimang
seraut bayangmu
Yang terus melingkari sayup-sayup pandang meminta seruang rasa
Untuk meletakkan segenap hasrat yang tergeletak didada
Agar tak berserak sekalipun tertata menyapa
Ibuku,,, bagaimana aku dapat melupakanmu
Sedang kau adalah tarian sakral dalam ingatan biru
Tanpa jeda kau melebur dibalik kelambu mimpiku
Dan mungkin hal yang membuat dadaku kembang kempis
Ibu,,, bisakah aku berbaring sejenak di pangkuanmu
sambil kau meletakkan tubuh yang lunglai itu
agar terasa derap tilas jantungmu berdegub
dengan lirih terdengar disaat seisi dunia menepuk bahumu
bahwa kau adalah wanita yang tegar tak mengenal lelah
selalu saja kau nampakkan guratan senyum renyah
Ibu,,, biarlah aku buka agenda-agenda kita
ingin kali mengulang kembali kenangan-kenangan manis bersamamu
Disaat aku mendekap erat dalam pangkuan hangat
kaupun mendekap lebih erat tubuhmu dengan lekat dibilik potretmu aku hanya luruhkan kobaran rindu
sesak nafasku terpenggal penuh renunganku