Ilustrasi
Mahensa Express.COM- Sungguh ironi apa yang dialami wanita ini.
Niatnya bahagia setelah berumah tangga dengan kekasihnya, nasib malang malah harus ia terima.
Namanya Amey seorang kembang desa jadi rebutan banyak pria.
Dilansir dari Eberita.Org, umur 20 tahun akhirnya Amey memutuskan menikah dengan kekasihnya Li Jiang seorang pemuda tampan anak kepala desa.
Keduanya tinggal di pingiran Taiwan dan setelah menikah mencoba peruntungan ke kota.
Dua tahun menikah, Amey akhirnya melahirkan seorang anak yang membuat keluarga itu bertambah harmonis bahkan sampai tetangga iri dengan Li yang mendapatkan istri cantik juga segera mendapatkan anak. Amey juga merasa bahagia apalgi Li juga memperhatikannya.
Li bekerja di sebuah perusahaan komputer, ia pria yang baik.
Pagi hari pergi bekerja, sore pulang begitu terus hingga suatu hari nasib sial menimpanya.
Lima tahun bekerja di kantornya karena kecerdasaan dan ketekunannya, Li diberikan kepercayaan oleh bos untuk menjadi kepala bagian di anak perusahaan. Tiga bulan anak perusahaan itu berjalan, Li mendapatkan musibah ketika perusahaan merugi.
Barang diproduksi pun banyak tergeletak begitu saja dipasaran.
Ia harus putar otak untuk membangkitkan lagi anak perusahaan yang menjadi kewajibannya.
Jika tidak, ratusan pegawai bisa jadi dirumahkan dan itu adalah kegagalan terbesar bagi seorang pemimpin.
Tanpa banyak pertimbangan. Li akhirnya menemui temannya yang dikenal kaya raya dan punya bakat bisnis yang lihai.
Ia meminta nasihat bagaimana menghidupkan lagi perusahaanya agar bangkit.
Temannya itu mau saja membantu, dengan memberikan pinjaman 500 miliar kepada perusahaan Li agar mampu bangkit.
Dan cara mengembalikannya temannya akan memiliki saham separuh perusahaan serta bunga.
Awalnya bak anak panah, perusahaan itu bangkit sekejap mata.
Li senang, semua pegawai beberapa kali bersyukur memujinya.
Begitu juga sang direktur perusahaan yang bangga atas kemampuan Li membalik keadaan.
Walaupun taruhannya, separuh hasil akan diberikan kepada teman Li sampai utang itu lunas.
Setahun menjalankan perusahaan, musibah kedua membuat Li yang polos menelan pahitnya penipuan.