Perhelatan Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati dan wakil Bupati baru saja dilewati pada 27 juni 2018 kemarin. Musim panas 2019 sudah di depan mata, Pemilihan Presiden dan wakil presiden, DPR RI,DPD,DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten dan kota. Pada konteks ini saya lebih cendrung melihat semangat para kader muda bangsa dan daerah ini untuk bertarung dalam perhelatan pemilihan Legislatif 2019.
Kontestasi pemilihan Calon Legislatif merupakan ajang bergengsi dimana setiap kader diuji kemampuan dan kehadirannya ditengah masyarakat, apakah mampu dan layak diberi kepercayaan oleh Rakyat? Semua kembali pada nilai diri seseorang dalam kehidupannya di tengah masyarakat.
Pertaruhan harga diri dan nilai jual menjadi taruhan dalam kontestasi pileg 2019. Stiker, kartu nama bahkan baliho telah terpampang di mana-mana sebagai bagian dari sosialisasi diri agar masyarakat dapat mengenal secara dekat. Semua cara pasti dimainkan demi memenangkan pemilihan legislatif 2019 mendatang.
Perlu juga diketahui dan Memang tak disangkali bahwa realita hari ini mengatakan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat semakin menurun dikarenakan begitu banyak aspirasi masyarakat yang hanya berujung dan disimpan dalam kantong celana. Harapan masyarakat akan kebutuhan mereka agar dapat disuarakan di lembaga Dewan yang terhormat tersebut hampir dikatakan sia-sia, begitu banyak masalah yang kompleks yang dihadapi masyarakat, namun mereka sibuk berkoalisi bukan mencari solusi,kritikan abdur Rasyid.
Kepentingan penitipan proyek dan kepentingan lainnya slalu terkuak dipublik ketika media mulai membongkar kebobrokan yang mereka mainkan.
Suara yang waktu itu dengan Lantang mengatakan “Kami Siap Perjuangkan Aspirasi Rakyat”; Suara Lantang itu kini berubah menjadi suara yang menakutkan yang terus membayangi masyarakat seakan suara itu hanyalah sebuah slogan dari upaya untuk berada di Kursi DPR sehingga masyarakat tidak mudah lagi memberikan kepercayaan kepada para calon legislatif pecinta janji tersebut.
Ukuran bagi masyarakat untuk memilih orang baru dan tetap memilih orang lama hampir tidak ada, sama-sama tidak punya nilai ukur yang jelas hampir sama dimata masyarakat.