PADAMALEY: Aku serdadu
Aku serdadu
Selayak akal kepala pemain dadu
tebak-tebakan tanpa ilmu didikan guru
aku serdadu
serjanah yang tak lulus-lulus tes
Di atas bumi kertas bergelar PNS
aku serdadu
lelaki tua penjabat purbakala
penjajah di waktu berilmu
aku serdadu
Darah sudah seleher
atas sangsi ilmuan berliku
aku tunduk, kau tolak
selaku belum belajar pintar-pintar
Karya : Phasi Padamaley
Jkt, 16 November 2018
Sumpah Pemuda
kami bersumpah
sumpah mati dari lubuk hati terdalam
merdeka_merdeka_mereka
merdeka ataupun tentang binasanya
kami tak sudi ada ketakutan dalam jiwa
kami cinta padamu Indonesia
kami rindu padamu merdeka
kami berikan hidup dan nasib
oleh sebab itu terimalah cinta
agar kerinduan dari hati kami merdeka
kami bersumpah
kami bersimbah tegad berjuang
kami takkan mengenal lelah
dan kami takkan hiarukan
seberapa liter darah kami terkuras habis
kami bersumpah di tanah pusaka
dengan wajah berbau darah
para malaikat telah menyaksikan
dan aamiin-kan selayak kami mati muda
namun kemerdekaan kami
adalah mencintai tanpa harus dicintai
dan di rindukan
dan di do’akan
biarkan kami terlupakan
dalam sejarah kehidupan
Indonesiaku adalah cinta
cintaku adalah pengabdian
pengabdianku adalah jiwa
jiwaku adalah keyakinan
keyakinanku adalah kematian
kematianku adalah penemuan abadi
Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018
Karya : Phasi Padamaley
Jakarta, 28 Oktober 2018
Mata Tuhan
Aku tak lihat dibinar mata mereka
ada mata Tuhan
Aku tak lihat lagi
di hati mereka ada nurani iman, Tuhan
Aku tak lihat lagi di kepala mereka
ada akal serta naluri Tuhan
O, Tuhan aku tak lihat lagi dibinar mata mereka ada matamu ataupun ketaqwaan
Aku takut melihat dibinar mata mereka
Aku takut Tuhan….
Aku takut mereka kehilangan Hidayah
O, Tuhan
tulang belulangku remuk
ragaku lapuk
jiwaku rapuh dihantam zaman
Aku tak setabah teladan Rasul-Mu
aku gagal menjadi umatnya, Tuhan
pikiran serta nafas, bahkan derap langkah kakiku
terbelenggu jadi satu kombinasi kematian
O, Tuhan,,, aku kosong dihilir angin berdesiran
O, Tuhan
aku kosong
dan aku ingin pulang
Sehening berpergian
langkah kaki maling
Karya : Phasi Padamaley
” perangkai sepi ”
Jakarta, 26 Oktober 2018
Mata Tuhan
Aku tak lihat dibinar mata mereka
ada mata Tuhan
Aku tak lihat lagi
di hati mereka ada nurani iman, Tuhan
Aku tak lihat lagi di kepala mereka
ada akal serta naluri Tuhan
O, Tuhan aku tak lihat lagi dibinar mata mereka ada matamu ataupun ketaqwaan
Aku takut melihat dibinar mata mereka
Aku takut Tuhan….
Aku takut mereka kehilangan Hidayah
O, Tuhan
tulang belulangku remuk
ragaku lapuk
jiwaku rapuh dihantam zaman
Aku tak setabah teladan Rasul-Mu
aku gagal menjadi umatnya, Tuhan
pikiran serta nafas, bahkan derap langkah kakiku
terbelenggu jadi satu kombinasi kematian
O, Tuhan,,, aku kosong dihilir angin berdesiran
O, Tuhan
aku kosong
dan aku ingin pulang
Sehening berpergian
langkah kaki maling
Karya : Phasi Padamaley
” perangkai sepi ”
Jakarta, 26 Oktober 2018
Perempuan Malam
” aku lebih mencintai luka daripadamu
” aku lebih mencintai sakitnya daripadamu
” aku lebih mencintai air dari matamu
daripada air dari danau
” aku lebih mencintai: CINTA _ dan lidahku
membekaskan jejak luka lebam di dadamu- – -serupa kecupan!
perempuan malam
Aku lebih mencintai suara tangismu
Dan boleh saja kau memintakan aku tidur sejenak
Sambil mebacakan kembali kerinduanku
padamu tentang lipstik yang menempel dibibirku
Karya : Phasi Padamaley
Jkrt, 17 Oktober 2018
Puisi Dan Wanita
” wanita tak lebih cantik dari puisi
” wanita tak lebih sakit dari puisi
“Pria tak lebih romantis dari senyuman wanita
“Pria tak lebih sakti dari kedipan mata wanita
Selebihnya terserah kesimpulan dari kalian!!!
Phasi Padamaley
Jkrt. 15 Oktober 2018