Para pelaku berdasarkan pengakuan kepada polisi mengatakan, mereka akan meledakkan diri dengan menggunakan remote. Ini, karena pemilu menurut mereka adalah suatu bentuk syirik akbar.
“Ini sangat membahayakan, karena mereka akan memyerang semua massa, termasuk aparat dan massa yang berkumpul dengan menggunakan bom,” katanya.
Tim Densus 88 masih terus melakukan upaya penangkapan terhadap kelompok ini. Sebab, jika lengah, akan banyak korban jika terjadi kerumanan massa pada tanggal 22 Mei mendatang.
“Kalau ada 100 orang saja sudah berapa korban. Kita tidak boleh underestimate, kita terus bekerja, kita tidak bisa meyakinkan apakah kelompok ini selesai di sini atau masih ada. Densus 88 terus bekerja,” katanya.
Seperti diketahui sejak Januari 2019, Densus 88 telah menangkap 68 tersangka terorisme di berbagai daerah. Seluruh tersangka tersebut merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daullah (JAD).
Dari 68 tersangka yang ditangkap, delapan di antaranya meninggal dunia dengan rincian satu meledakkan diri dan tujuh diberikan tindakan tegas karena membahayakan petugas. Kelompok teroris tersebut menyasar aksi massa 22 Mei mendatang. (asp)
Editor (efraim lamma koly)