Melihat Jendral Andhika Perkasa, KSAD, tampil dengan gagah di depan kamera televisi mengumumkan memberi hukuman dengan mencopot Dandim Kendari, karena perilaku istrinya yang mendukung terorisme dan tidak menghormati seniornya, duh, saya lega bukan kepalang.
Menantu Jenderal purnawirawan AM Hendropriyono ini bisa dengan tegas melihat masalah dalam institusinya. Dia tidak membiarkan bibit radikalisme tumbuh di jajarannya.
Langkahnya mengumumkan pencopotan Dandim Kendari karena postingan istrinya itu, adalah sebuah pesan kepada seluruh jajaran dibawahnya, bahwa dia tidak kompromi dengan radikalisme.
Dan pemikiran ini sesuai dengan pemikiran besar mertuanya, AM Hendropriyono yang memang sejak awal sudah mewaspadai gerakan radikal di negeri ini dan berjuang memerangi mereka.
Sungguh radikalisme di negeri ini sudah masuk zona merah. Perlu dicanangkan bahwa radikalisme adalah “kejahatan luar biasa”. Mereka seperti racun yang kelak akan menghancurkan kita.
Dan siapapun yang mendukung radikalisme, seperti istri sang Dandim, wajib dihukum sepantasnya. Apalagi mereka yang makan dari negara, dari uang pajak rakyat, tetapi mendukung para musuh negara.
Bravo, pak Andhika. Genderang perang terhadap radikalisme tabuhkanlah sekencang-kencangnya. Mulailah dari dalam institusi sendiri. Bersihkan jangan dipelihara.
Semoga kelak Jenderal bisa menjadi Panglima TNI dan memimpin kami dalam perang melawan kejahatan luar biasa ini..