Kami tidak curiga karena kehidupan kedua anak saya ini biasa-biasa saja. Jaelani pendidikannya hanya sampai kelas 5 SD, sedangkan adiknya Abdul Karim tidak lulus SMP. Semasa kecil pendidikan agama juga biasa saja, seperti anak-anak di sini umumnya,” tutur bapak yang kesehariannya bekerja sebagai tukang ini.
Sodikun berharap, kasus yang menimpa kedua anaknya ini segera selesai. Sebagai orqng tua, dia ingin anaknya kembali ke jalan yang benar.
“Ya harapanya anak saya selamat dan kembali ke jalan yang benar. itu saja,” sambungnya.
Sementara kakak Jaelani, Kustati (38) mengaku, tidak menyangka adiknya terlibat dalam jaringan teroris. Sebab, adiknya merupakan sosok orang yang baik dan selama hidup di kampungnya tidak ada yang mencurigakan.
“Adik saya itu orangnya baik, tidak ada yang mencurigakan. Cuma sempat meminta agar fotonya tidak boleh dipajang,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Desa Kluwut, Zaenal Arifin membenarkan, dua orang itu memang warganya. Pihaknya mendapatkan informasi tentang penangkapan tim Densus tersebut pada Selasa (15/10) malam. Kedua orang itu merupakan kakak beradik dan selama ini merantau di Bekasi.
Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul,”Keluarga Kaget, Dua Anaknya Ditangkap Densus.