INTERNASIONAL

Dewan Perwakilan Rakyat AS Lakukan Voting untuk Pemakzulkan Presiden Donald Trump.

171
×

Dewan Perwakilan Rakyat AS Lakukan Voting untuk Pemakzulkan Presiden Donald Trump.

Sebarkan artikel ini
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS melakukan voting untuk memakzulkan Presiden Donald Trump, hari Rabu malam (18/12). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS melakukan voting untuk memakzulkan Presiden Donald Trump, hari Rabu malam (18/12).
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS melakukan voting untuk memakzulkan Presiden Donald Trump, hari Rabu malam (18/12). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS melakukan voting untuk memakzulkan Presiden Donald Trump, hari Rabu malam (18/12).

Mahensa Express, Dewan Perwakilan Rakyat DPR Amerika Serikat, Rabu (18/12) malam, memakzulkan Presiden Donald Trump, menuduhnya telah menyalahgunakan kekuasaan presiden demi kepentingan politik pribadi dan kemudian menghalang-halangi upaya Kongres untuk menyelidiki tindakannya.

Dirilis dari, Voa Indonesia, dalam pemungutan suara yang hampir sejalan dengan garis partai, DPR yang dikuasai oleh faksi Demokrat menyetujui dua pasal pemakzulan terhadap Trump, menjadikannya sebagai presiden ketiga dalam sejarah 243 tahun Amerika yang dimakzulkan, setelah Andrew Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998.

Senat yang Dikuasai Republik Hampir Tak Mungkin Memecat Trum

Trump, yang telah mencemooh tuduhan pemakzulan dan menyerang faksi Demokrat karena meminta pertanggungjawabannya, kini tampaknya akan menghadapi sidang Senat pada Januari mendatang. Namun, mengingat mayoritas Senat dikuasai faksi Republik, kemungkinan besar ia akan dibebaskan, dan nasibnya akan ditentukan oleh para pemilih dalam pemilu presiden November mendatang ketika Trump bertarung kembali untuk meraih masa jabatan kedua.

Gedung Putih Keluarkan Pernyataan

Tidak lama setelah pemungutan suara DPR berakhir, Gedung Putih merilis pernyataan yang menyatakan “Hari ini di DPR menandai titik puncak salah satu episode politik paling memalukan dalam sejarah Bangsa kita.” Gedung Putih menyebut tindakan itu sebagai “pemakzulan palsu.”

Ditambahkan bahwa “Presiden yakin Senat akan memulihkan ketertiban, keadilan dan proses yang teratur, yang semuanya telah diabaikan dalam proses di DPR. Presiden siap mengikuti langkah-langkah selanjutnya dan yakin bahwa ia akan sepenuhnya dibebaskan dari tuduhan itu.”

DPR Perdebatkan Esensi Proses Pemakzulan

DPR memperdebatkan proses pemakzulan Trump selama lebih dari sembilan jam sebelum melangsungkan pemungutan suara. Anggota-anggota DPR dari faksi Demokrat dengan tegas mengajukan alasan pemakzulan Trump. Mereka bergantian dengan faksi Republik, yang sebaliknya mengatakan Trump tidak melakukan kesalahan apapun dalam upayanya selama beberapa bulan untuk mendorong Ukraina menyelidiki salah seorang penantang kuatnya dalam pemilu presiden tahun depan, yang juga mantan wakil presiden Joe Biden, dan putranya Hunter Biden yang dinilai bekerja di perusahaan gas alam Ukraina, Burisma, yang sangat menguntungkan. Faksi Republik juga tetap percaya dengan teori bahwa Ukraina yang mencampuri pemilu presiden Amerika pada 2016 untuk merugikan kampanye Trump ketika itu.

Trump Minta Presiden Ukraina Selidiki Joe Biden

Trump menyampaikan permohonan penyelidikan Biden itu secara langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy lewat pembicaraan telepon pada akhir Juli lalu, ketika pada saat yang sama menangguhkan bantuan militer bernilai AS$ 400 juta yang telah disetujui Kongres untuk Ukraina. Ukraina membutuhkan bantuan militer itu untuk membantu melawan kelompok separatis pro-Rusia di bagian timur negara itu.

Trump akhirnya memang meloloskan anggaran bantuan militer itu pada bulan September meskipun Zelenskiy tidak melancarkan penyelidikan terhadap Biden, hal yang menurut faksi Republik membuktikan bahwa Trump tidak terlibat dalam perjanjian “quid pro quo,” yaitu memberikan bantuan militer sebagai imbalan penyelidikan Biden.

Salah satu pasal pemakzulan yang disetujui DPR menuduh Trump telah menyalahgunakan kekuasaan kepresidenan dengan meminta bantuan negara asing, yaitu Ukraina, untuk melakukan penyelidikan guna membantunya melawan Biden, yang dalam sejumlah jajak pendapat nasional meraih dukungan luas untuk meraih nominasi calon presiden Partai Demokrat, dan menantang Trump dalam pemilu presiden tahun depan.

Seluruh Anggota Faksi Republik Tolak Pemakzulan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://gawai.co/docs/pkv-games/ https://gawai.co/docs/dominoqq/ https://gawai.co/docs/bandarqq/