Kalabahi,deticalor.com- Inilah Sosok,Yeri Bantara Ketua Ikatan Keluarga Ombay (IKO) Jakarta Calon Anggota DPR RI Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Yeri Bantara terus bergerak mencari dukungan menghadapi Pemilu Legislatif 14 Februari 2024.
Yeri Bantara, terdaftar sebagai Caleg PPP di Dapil NTT 1 meliputi Flores, Alor dan Lembata. Sejauh ini respon masyarakat di Dapil NTT 1 khususnya Alor terhadap figur, Yeri Bantara sangat positif.
Yeri Bantara kepada deticalor.com (14/01/2024) di Kalabahi mengatakan, “Apabila Kita Tidak Memiliki Perwakilan di Senayan (DPR RI red) maka jangan berharap kita akan diberikan porsi kue pembangunan yang besar, kita hanya diberikan sepotong roti sekedar untuk mengganjal perut,”ucap Yeri Bantara dengan ungkapan kiasan.
Mendengar nama, Yeri Bantara mungkin bagi sebagian warga masyarakat di Bumi Nusa Seribu Moko, Kabupaten Alor belum mengenal siapa sebenarnya sosok, Yeri Bantara. Tetapi nama,Yeri Bantara bagi masyarakat NTT pada umumnya, dan Kabupaten Alor khususnya masyarakat Alor yang berdomisili di Pulau Jawa sosok, Yery Bantara tidak asing lagi ditelinga mereka. Orang yang mengenalnya pasti langsung memberikan tanggapan atau pengakuan positif terhadap sosok muda ini. Sepintas memang belum mengenalnya secara dekat karena penampilannya terlihat biasa-biasa saja. Dibalik penampilan sederhananya itu sosok dengan nama lengkap Yerimoth Bantara, SH., MH, ini menyimpan banyak pesona menarik yang menjadi magnet motivasi hidup atau pelajaran hidup bagi generasi saat ini untuk menata kehidupannya menjadi orang yang berguna atau berhasil ditengah kerasnya kehidupan saat ini.
Motivasi hidup apa yang ia miliki? setidaknya perjalanan panjang kisah hidup Yeri Bantara sebagai seorang anak desa di pelosok negeri ini, kemudian dengan motivasi pendidikannya yang tinggi, lalu saat ini dapat “menaklukkan” kerasnya kehidupan Ibu Kota Jakarta dengan menjadi seorang Lawyer atau Advokat yang sangat diperhitungkan. Selain memiliki sikap sederhana, Yeri Bantara juga memiliki sifat rendah hati. Hal ini dibuktikan pada saat berbicara dengannya meskipun punya jam terbang tinggi di Ibu Kota Negara tapi Yeri tidak egois dalam berdiskusi, Dia menghormati pendapat lawan bicara. Semakin lama terlibat pembicaraan dengan Yeri, suasana semakin asyik, pikiran-pikiran penuh arti tentang konsep membangun kampung halaman hingga ceritera tentang kisah hidup hingga pekerjaannya sebagai seorang advokat, dan membangun hidup persaudaraan ditanah rantauan sebagai Ketua IKO (Ikatan Keluarga Ombay), sebuah organisasi paguyuban sebagai wadah berkumpulnya orang Alor yang hidup di Jakarta dalam mengurus berbagai kegiatan terutama tentang masalah suka dan duka menjadi sekolah hidup bagi masyarakat.
Dari perkenalan dengannya baik secara langsung maupun melalui ceritera-ceritera orang, gambaran kehidupan seorang Yeri Bantara saat ini telah tuntas artinya secara jasmani dan rohani telah terpenuhi, apalagi secara materi. Namun masih ada kendala di hati Yeri Bantara yang belum terpenuhi, yaitu kerinduannya untuk membangun kampung halamannya, Negeri Indah di Ujung Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Negeri Kepulauan dengan julukan Nusa Kenari, Alor Manis e.
Berjuang Menuju Senayan
Ditengah keberhasilan hidup yang diraih di tanah rantauan, tetapi
sebagai anak Alor hatinya terasa gundah ketika memikirkan akan kesetaran pembangunan ditanah kelahirannya bila dibandingkan dengan daerah lain. Motivasi dan kerinduan untuk berbuat lebih bagi daerahnya telah tumbuh sejak Yeri masih remaja. Yeri memiliki cita-cita untuk menjadi orang yang berguna, namun Yeri sadar mimpinya bisa terwujud apabila dengan pendidikan yang baik.
Komitmen, Yeri untuk mengabdi bagi Alor merupakan bagian dari sebuah episode panjang, bagaimana seorang Yeri ketika masih usia sekolah di kampungnya di Kolana (saat ini merupakan batas negara) ingin datang ke Kalabahi (Ibu Kota Kabupaten Alor) yang belum mempunyai infrastruktur dan transportasi darat yang memadai, sehingga harus menggunakan jasa perahu motor dan berjalan kaki bermil-mil.
Untuk itulah maka setelah tamat SMP, Yeri yang beranjak remaja dan dengan tekad yang kuat harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Karena Yeri menyadari dengan pendidikan yang baik akan dapat merubah kehidupan menjadi lebih baik. Akhirnya dengan tekadnya bulat dan restu orang tua, sebelum Yeri mengarungi lautan berlayar ke Liquisa (Timor Leste red), sebuah Kabupaten di Provinsi Timor-Timur, sebelum Provinsi ke-27 ini pisah dari NKRI. Dari Liquisa kemudian Yeri ke Dili dan melanjutkan pendidikan di sebuah sekolah Kejuruan di daerah itu, di SMEA Negeri Dili pada tahun 1998.
Setelah tamat SMEA, Yeri mencoba merajut nasib di Dili, namun waktu berkata lain karena Timor-Timur harus lepas dari NKRI dan menjadi negara sendiri pada tahun 1999. Atas tragedi sejarah itu, Yeri akhirnya tinggalkan Timor-Timur dan hijrah ke Pulau Dewata. Di Pulau ini Yeri menjalani sejumlah usaha dan pekerjaannya.
Ditengah usaha dan kerja kerasnya, namun tekad Yeri untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi terus bergelora dihatinya. Sehingga dengan semangat membara, Yeri berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Yeri kemudian kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta, dan akhirnya Jenjang S1 dan S2 dengan spesialis hukum diraihnya di Jakarta, hingga mengantarnya menjadi seorang advokat handal dan diperhitungkan.
Ditengah tugasnya sebagai seorang Advokat, Yeri tetap mengikuti perkembangan pembangunan dan kehidupan masyarakat di kampung halamannya di Alor. Masyarakat yang masih hidup dengan segala keterbatasan dan lilitan masalah, membuat Yeri iri melihat pembagian porsi kue pembangunan yang tidak merata untuk Kabupaten Alor, meski banyak aspirasi dari masyarakat yang telah disampaikan melalui perwakilan Parlemen yang duduk di kursi Senayan (istilah bagi anggota DPR RI).
Mengapa aspirasi atau usulan-usulan dari masyarakat Kabupaten Alor hampir tidak terjawab, bahkan peristiwa yang paling tragis ketika pada awal tahun 2023 ada anggaran atau alokasi dana Inpres untuk pembangunan infrastruktur jalan di NTT yang digelontorkan ke NTT sebesar Rp. 800 Miliar lebih, namun sayang Kabupaten Alor tidak mendapat porsi ini. Mirisnya kemudian tidak ada orang yang mempertanyakan, mengapa sebagian besar kabupaten di NTT mendapatkan Dana Inpres, tetapi Kabupaten Alor tidak. Oleh karena itu sangat penting saat ini sudah harus ada orang Alor yang duduk di kursi DPR RI.
Untuk itu, setelah melewati perenungan dan pemikiran yang matang, Yeri kemudian memutuskan untuk harus membantu masyarakat di daerahnya dengan tindakan nyata dan kongkrit. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bahwa Ia harus berada dalam bagian kekuasaan agar memiliki kewenangan, kekuatan untuk membantu masyarakat dan daerah melalui program pembangunan yang ada.