Mahensa Exsprss.Com. Anggota Kongres AS, Ruben Gallego, yang juga seorang veteran tentara Amerika, menulis mengenai kemungkinan Perang Korea 2. Dia menegaskan bahwa perang ini akan memakan korban jutaan orang dan masih ada opsi lebih baik untuk mengatasi Korea Utara. Dibawah adalah saduran tulisannya yang memberi kita pandangan berbeda tentang konflik di Semenanjung Korea ini —- yang jika perang pecah kita (Indonesia) pasti terpengaruh.
“Perang adalah Neraka,” pernyataan terkenal ini berasal dari Jenderal William Tecumaseh Sherman dalam era Perang Saudara Amerika di abad ke 18 lalu. Pernyataan ini jelas tetap benar dulu dan sekarang. Namun, sebagai veteran, kami tidak punya keyakinan yang cukup bahwa Presiden Donald Trump meng-amini pernyataan Sherman dan ketidak-pahaman Trump tentang perang sebenarnya sudah sangat mengkuatirkan, terutama pada saat Korea Utara meluncurkan rudal balistiknya.
Serangan pernyataan Trump dan diplomasi yang lemah telah meningkatkan kemungkinan terjadi perang di Semenanjung Korea ini sekaligus juga tidak berdampak pada penghentian program nuklir pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Secara singkat, Presiden Trump perlu melakukan pendekatan lebih cerdas demi sekutu Amerika di kawasan ini serta para prajurit AS di Korsel.
Dilansir dari CNN.Com dalam beberapa bulan terakhir, Trum merespon tes rudal Korut dengan pernyataan-pernyataan yang tidak terarah dan tidak hati-hati, mengklaim rejim Korut tidak tahu apa-apa dan bahkan mengancam, “Mereka tidak akan lama.” Apalagi pidato kerasnya di Seoul bulan lalu dan cuitan di Twiter, yang kekanak-kanakan, mengenai Kim Jong-un malah makin meningkatkan ketegangan.
Kuatir dengan komentar-komentar Presiden Trump dan prospek nyata perang melawan Korea Utara, kami meminta Departemen Pertahanan, di bulan Oktober lalu, untuk memperkirakan biaya kemanusiaan dan militer jika terjadi konflik seperti itu. Jawabannya sungguh membuat bulu roma berdiri.
Bulan lalu, November, dalam sebuah surat Kepala Staf Gabungan menginformasikan, jika terjadi perang di Semenanjung Korea, sebuah invasi darat ke Korut harus dilakukan untuk mencapai dan menghancurkan fasilitas nuklir negeri itu. Mereka juga mencatat bahwa Ibukota Korsel, Seoul, dan 25 juta penduduknya hanya berjarak 35 mil dari perbatasan dan sangat mudah dicapai oleh artileri, roket, dan rudal balistik Korut.
Mantan komandan pasukan AS di Korsel, Lt Jend. Jan-Marc Jouas, juga menyurati kami dan mengutarakan keprihatinannya dan menyebutkan membutuhkan waktu cukup lama untuk menghancurkan senjata nuklir dan selama proses itu korban jatuh akan sangat besar dan akan terjadi krisis pengungsi dan semua itu juga termasuk sekitar seratus ribu warga sipil Amerika di Korsel.