INTERNASIONAL

Kerajaan Saudi Diduga Telah Menangkap Masri, Miliader asal Palestina

88
×

Kerajaan Saudi Diduga Telah Menangkap Masri, Miliader asal Palestina

Sebarkan artikel ini

Mahensa Express— Sabih al-Masri, pengusaha paling berpengaruh di Yordania, pemimpin bank terbesar Arab Bank, ditahan di Arab Saudi saat mengadakan lawatan bisnis ke Riyadh.

Penangkapan Masri, yang dikabarkan keluarga dan rekan-rekannya kepada Reuters, menyusul penangkapan besar-besaran terhadap elit Kerajaan Saudi sepanjang sejarah. Kabar itu mengejutkan kalangan bisnis di Yordania dan Palestina, dimana Masri berinvestasi.

Menurut kabar yang dilansir Reuters,miliader keturunan Palestina berkewarganegaraan Arab Saudi itu ditangkap Selasa lalu, seusai memimpin rapat di beberapa perusahaan miliknya.

Masri adalah pendiri Saudi Astra Group, yang memiliki beragam investasi yang luas. Mulai dari agro-industri hingga telekomunikasi, konstruksi hingga pertambangan di seluruh kawasan.

“Masri sedang menuju bandara dan mereka minta dia tinggal lalu menangkapnya,” kata sumber yang mengetahui kejadian itu kepada Reuters.

Masri membatalkan janji makan malam, Rabu (13/12) dimana dia telah mengundang para anggota Dewan.

Menurut Reuters, Masri tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentarnya. Otoritas Saudi tidak merespons permintaan tanggapan mengenai kabar tersebut.

Menurut orang-orang dekatnya, Masri telah diperingatkan untuk tidak bepergian ke Ibu Kota Arab Saudi setelah penangkapan besar-besaran para pangeran SAudi, menteri dan pengusaha pada awal November lalu. “Dia telah menjawab pertanyaan soal usaha dan mitranya,” kata sumber yang dekat dengan masalah tersebut.

Motif Politik

Tidak jelas apa alasan penangkapan Masri. Namun sumber politik menduga Arab Saudi mungkin menggunakan dia untuk menekan Raja Abdullah dari Yordania agar tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Raja Abdullah tetap hadir dalam KTT yang menghasilkan Deklarasi Istanbul, yang menyatakan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina, perlawanan dari sikap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Adapun Arab Saudi, yang hubungannya dengan Amerika Serikat kian erat dengan Trump yang bersikap keras terhadap musuh bebuyutannya Iran, mengirim seorang menteri junior dalam KTT OKI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *