Mahensa Express-Ambon- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon, gelar Dialog Publik terkait Stop Kekerasan Terhadap Perempuan. Lagi-lagi GMKI Cabang Ambon, menyuarakan anti kekerasan terhadap perempuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan yang sepenuh-penuhnya diatas bumi ini.
“Melihat fenomena yang saat ini terjadi, kami GMKI Cabang Ambon yang merupakan Gereja yang Tersamar “Incognito” selalu menyuarakan persoalan-persoalan sosial yang makin berkembang di Kota Ambon, Provinsi Maluku Maupun Indonesia secara keseluruhan saat ini, yakni Kekerasan Terhadap Perempuan” ungkap Ketua Cabang GMKI Ambon “Sony Alfred Lodar”, Masa Bakti 2016-2018.
Baginya sejak dahulu kungkungan patriarki begitu kuat membatasi pergerakan perempuan sebagai ciptaan merdeka. Masyarakat masih membiarkan terjadinya diskriminasi dan tindak kekerasan terhadap perempuan. Bahkan negara sering kali membiarkan terjadinya ketidakadilan gender di tengah masyarakat. Tanggal 06 Desember 2017 GMKI Cabang Ambon Gelar Dialog Publik, pada Gedung Aula A PGSD Unpatti yang dihandel oleh Tim Diskusi GMKI Cabang Ambon dengan tagline “Perempuan Merdeka”.
“Bertepatan dengan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan yang dilaksanakan dari tanggal 25 November-10 Desember. GMKI setiap tahunnya selalu turut terlibat dalam kampanye ini, dan Diskusi ini menjadi salah satu momentum penting untuk semakin menguatkan kampanye dan advokasi GMKI terhadap isu-isu perempuan di Indonesia,” ujar Ketua Cabang GMKI Ambon, Sony Alfred Lodar dalam sambutannya pada acara pembukaan Dialog Publik.
“Melalui Diskusi ini, Saya mengajak semua kader perempuan GMKI se-Cabang Ambon untuk berkonsultasi tentang apa, bagaimana dan seperti apa nantinya model atau desain rencana tindak lanjut dari perjuangan perempuan merdeka. Pasca kegiatan ini, GMKI Cabang Ambon akan memberikan pikiran-pikiran rekomendatif kepada Lembaga-Lembaga terkait dan diharapkan dapat semakin gencar melakukan advokasi dan kampanye anti kekerasan perempuan. Selain itu kader-kader perempuan GMKI semakin termotivasi untuk menjadi pemimpin yang berdaya saing baik di kampus, organisasi, dan masyarakat,” harap Lodar.