Bangsa ini sedang di perdadapkan antra harapan dan kenyataan yng sangat signifikan hal ini di sebabkan oleh karna animo dan kekuasaaan yang hampir meretahkan semangat nasionalisme kita yng pluralistik walaupun karakter kita ini homogen namun itu sebenarnya merupakan sebua kekayaan materi yng harus di jaga dan di lestarikan bukan di gunakan sebagai alat pemecah belah kabangsaan.
Nagara kita yng bernuasa hukum ini sebenarnya mempunyai keunggulan yng sinergis untuk dapat menebas rata manusia hipokreasi yng barselerah libeeral untuk memainkan skenario yng di anggap meresahkan namum hingga hari ini sepertinya yuridis hanya menjadi slogan semata yng tida bisa menjadi indikator dalam mengukur setiap tindakan dan perbuatan yng melawan kaidah pancasila dan UUD 1945.
Para stake holder di negri ini selalu melakukan bongkar pasang terhadaap regulasi jika suda tida relevansi dng sebua peradaban bangsa namum fakta riil dari realisasi aturan itu jauh dari harapan yng sebenarnya lalu apa tujuan regulasi di buat jika bukan sebagai landasan dalam menentuhkan kebijakan
Jeritan air mata dan tangis di pelosok tana air menuai kontra versi dari berbagai kalangan, di manakah keadilan itu bisa dijalankan dan sebenarnya siapa yng menjalankanya? pernyatan ini merupakan maenstream yang suda menjadi asumsi publik di seantro Indonesia.
Harapan kami semangat nasionalisme dengan menanamkan motifasi nilai kebangsaan harus menjadi tolak ukur bagi semua element masarakat kita bangsa yng perkasa kita bamgsa yng pemberani dan kita bangsa yng punya kehormatan katakan tida pada penzolimin dan katakan tida pada kekerasan
mera puti melambangkan keberaniaan pancasila melambangkan semangat pemerhati dan bhineka tunggal ika melambamgkan kesatuaan. Maka hal ini harus di jaga dengan baik selama NKRI masi terpelihara oleh yang Maha Kuasa.
Bung karno perna bilang bahwa jangan perna melupakan sejarah dan jga beliau mengatakan bahwa bangsa yng besar adalah bangsa yng menghargai jaga pahlawanya kita sekarang tida perna merasakan betapa susahnya pahlawan kita bergerilia untuk mengusir penjajah dari saentro nusantra hanya demi satu kata yakni KEMERDEKAAN dan perjuangan itu akirnya terwujud kita mesti sadar betapa susahnya mereka mendirikan bangsa ini bahkan nnyawa menjadi taruhan banyak pejuang kita di musnahkan lalu mengapa kita generasi yng lahir pada peradaban kemerdekaan berpikir untuk meruntuhkan kesatuan yng pluralistik hanya demi animo dan kekuasaan yng opurtunis
Coreetan tak bernilai yng ku tulis ini ku persembahkan buat mera putihku tana leluhur yng sangat ku cintai walaupun hari ini kau tersakiti oleh sekelompok manusia arogansi yng berideologi chauvinisme tetapi ku yakin bahwa mereka tida akan perna bisa menciptakan sejara yng surut bagi negara ini karna sekali merdeka akan tetap merdeka dan tiada satupun yng dapat merobohkanya
Nilai kebangsaan yng merupakan sebua pandangan hidup berbangsa dan bernegara hari ini sepertinya hampir kehilangan marwah
kita sepertinya Melupakan hakekat dari demokrasi,demokrasi yng merupakan alat uuntuk menciptakan kedameaan kesejateaan dan keadilan di komerlisasikan sebagai sebua produk usang Yng tak berfaedah mengapa hal ini harus terjadi karena para stake holder di negri ini menajalankan kebijakan energinya tida sesuai dengan amanat konstitusi kita.
Kini kesadaran kita untuk berindonesia harus berwawasan nasionalis agar keutuhan yng di bangun dari sebua perjuangan yng berabad abad lamanya tetap di pertahankan tanpa pamrih oleh karna itu nilai kebangsaan dan wawasan kebangsaan harus di menest secara seksama untuk mengingatkan kita kembali pada haluan bangsa indonesia untuk kembali pada jati diri bangsa indonesia untuk kembali pada ideologi pancasila bahwa kita
Mau menjunjung tinggi cita cita proklamasi 1945 sebagai roh perjuangan kemerdekaan 1945 sebagai roh perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia.
Demokrasi kita yang sesungguhnya menjadi alat dalam menyukseskan pemilu selalu di politisir dengan berbagai macam kepentingan yng berkaitan dengan isu primodialisme demi sebua alasan yng sangat ambisius yakni kekuasaan jika demokrasi memang benar sebagai alat maka apa sikap nasionalisme kita terhadap nilai kebangsaan untuk tetap mempertahankan kristalisasi dan eksistensi yng begitu bermartabat bagi bangsa ini
Kita terlalu elegan berasumsi dengan bijak hingga melahirkan opini yng keblinger terhadap sesama yng tinggal di bawa payung kebinehkaan tunggal ika tapi kita lupa bahwa perbedaan itu sesungguhnya merupakan kekayaan intelektual yng sangat berguna bagi nusa dan bangsa kita perlu menyadari bahwa negri ini masi jauh tertinggal dari pembangunan bertingkat global kita butu pemimpin tranformatif yng bijaksana untuk membawa kita pada era demokrasi yng sebenarnya sesuai dng cita cita juang “the faungding fathers dulu entah dia dari golongan suku agama manapun tetapi jika dia orang indonesia maka dia perlu kita dukung demi kemakmuran dan kesejatraan
Di saat para ahli agama mabuk dalam peran mereka sebagai tuhan lalu mereka di dukung dengan flowers yng begitu antusias maka negara ini sepertinnya sedang bermimpi buruk karna kedoktrinan angin jahat yng di perankan oleh sekelompok pemikiran chauvinisme apa memang mereka lupa pada haluaan bangsa indonesia apa memang mereka lupa pada cita cita bangsa ataukah memang mereka tida mengerti tentang makna pancasila sebagai ideologi negera yng menjadi faundamental bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bagi khayalak NKRI secara abstrak Di sinilah letak jati diri kita sebagai orang indonesia harus melekat secara optimal kita harus paham bahwa demokrasi itu alat untuk menyukseskan suatu perhelatan politik bukan di jadikan sebagai sebua alasan untuk mengukur status kebangsaan dari aspek agama golongan dan lain sebagainya untuk dukung mendukung menebar fitna menindas sesama hal itu harus di babat dan harus di hentikan karna itu hanya dapat memecahbelahkan kita sebagai orang indonesia yang majemuk, amanat ekaprasetia pancakarsa yng hampir terkikis zaman karena ulah kaum hipokreasi.