Roda birokrasi berjalan pontang-panting
tanpa mata dan telinga hati
politik hanya mengenal kawan menendang lawan
nilai-nilai kemanusiaan terkontaminasi di mata kehidupan
oleh sajian-sajian daging beraroma zaman dan di negeri ini, tatanan politik yang dibangun tak mampu hidup seimbang dalam kebersamaan keragaman
menodai semboyan suci tara miti tomi nuku.
Sedang di luar sana
berkeliaran kanibalisme-kanibalisme modern
yang menghisap darah sesama manusia atas nama kepentingan.
Dalam lingkup ruang dan waktu
kekuasaan politik berwarna merah darah dan putih tak bermakna.
Dimanakah kalian penyair-penyair sungguhan
negeri ini semakin gelap dan ngeri
negeri ini hanya hidup bernapaskan hasrat kedagingan semata.
Penyair-penyair sungguhan
inilah saatnya kalian harus bangkit
tegak berdiri berikan pencerahan serupa nabi pembebasan
di dalam kata yang adalah mantra
mengetuk langit mengetuk nurani
puisi harus membaca nusa kenari.
Petleng, Oktober 2015