Engkau yang kini terbaring di bale-bale bambu
senyummu masih terlalu perkasa mengenyam sakit
walau badanmu habis terkikis usia.
Aku masih ingin mendengar kisahmu
kisah perjalanan yang telah kau tempuh melintasi jalan panjang hari-hari
lewati tiga masa penuh warna.
matamu yang dalam telah memandang warna-warni hidup
telingamu yang layu telah mendengar suara-suara kehidupan.
Tiga matahari telah engkau genggam
semangatmu masih terlalu kekal.
“kewalahan dan kekalahan adalah teman sejati perjalanan
tapi kelembutan dan kesetiaan harus lebih tinggi dari keluh”
katamu waktu itu
maka sekarang aku tahu
bahwa senyummu kini adalah senyuman kemerdekaan
senyum yang memancar bahwa kau telah cukup bawa bekal
menuju kesudahan.