Di Tanah Suci, mereka pamer kemesraan sehingga tak pernah terpancar rasa cemburu dari wajah Erni.
Lalu, sepulang dari Tanah Suci, Erni sempat memasang foto bareng suaminya berlatar belakang pasukan pengibar bendera saat peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72.
Cemburu telah membuat Erni kalap sehingga dia kini pun harus menjada dengan 3 anak.
Sempat Cekcok
Sebelum kejadian naas itu, pasangan suami istri yang belum lama tiba dari ibadah haji sempat cekcok.
Sekretaris DPD I PDI-P Sultra, Litanto mengaku mendapat keterangan dari keluarga jika korban dan istrinya sering cekcok.
“Memang suka cemburu buta istrinya. Almarhum terima telpon selalu dicurigai dengan perempuan lain. Peristiwa ini sangat saya sesalkan,” tuturnya dihubungi via telepon, Kamis (19/10/2017).
Bahkan sebelum berangkat haji, lanjut Litanto, istrinya sempat meminta cerai.
Namun almarhum tidak mau karena memikirkan anaknya.
Ia menyesalkan kenapa istri korban harus melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan Ketua DPD II PDI-P meregang nyawa.
“Yang jelas, kami PDI-P Sultra sangat kehilangan kader terbaik. Saya sama-sama almarhum sudah 30 tahun berkarir di PDI-P dari bawah, jadi jelas saya sangat kehilangan sahabat yang penuh dedikasi,” ungkapnya.
Ia mengaku, terakhir berkomunikasi dengan korban 3 hari lalu.
Dalam obrolan itu, rencananya Rabu depan mereka akan menemui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Jakarta.
Sudah saya hubungi terkait kabar duka ke Pak Mendagri dan beliau sangat kaget. Padahal kami sudah janjian mau bertemu Pak Menteri. Tapi Tuhan lebih dulu memanggil beliau,” ungkapnya saat menghadiri pemakaman Ketua DPRD Kolaka Utara.
Sementara itu, salah seorang kerabat almarhum yang meminta namanya dirahasiakan menuturkan, sebelum penikaman, pasangan suami istri itu sempat cekcok.
“Pas Pak Ketua mau keluar dari kamar mandi, tiba-tiba istrinya datang menusukkan pisau di perutnya Pak Ketua. Almarhum masih sadar dan istrinya bawa masuk dalam kamar dibaringkan di ranjangnya, dokter dari RSUD Jafar Harun dikontak untuk memeriksa dan disuruh bawa ke rumah sakit untuk ditangani medis,” tuturnya.
Pertengkaran keduanya sering terjadi. Bahkan, sang istri sering melakukan kekerasan terhadap suaminya.
Namun almarhum tetap mempertahankan rumah tangganya karena memikirkan tiga anaknya yang masih kecil.(*)