Namun di sisi lain Intan perlu diperhitungkan karena formasi pertarungan “head to head dapat membahayakan Petahana. Seperti Pernyataan dari pengamat politik Luhur A Priyanto dalam tulisan Asrul yang berjudul Head to Head Strategi Koalisi Penantang Tumbangkan Danny di Pilwali Makassar bahwa “Salah satu formula untuk kalahkan incumbent adalah dengan mengkonsolidasi kekuatan penantang dan menciptakan kompetisi head to head,”.
Fakta emipiris pun membuktikan “Petahana Kalah dalam Pilkada Serentak 2017 di beberapa daerah”. Berdasarkan sumber dari litbang kompas ; Ada 84 daerah dari 101 daerah yang menyelenggarakan pilkada serentak 2017 yang diikuti calon dari incumbent. 65 calon Incumbent kepala daerah dan 20 Incumbent wakil kepala daerah. Sebanyak 43,53 persen incumbent kalah atau tidak terpilih kembali. Seperti halnya pilkada kota kupang yang menang adalah penantang (Jefry Riwu Kore-Hermanus Man).
Tentunya dengan pengalaman pilkada serentak dibeberapa daerah ini menjadi catatan berharga bagi kedua paslon. Upaya untuk menang maka Intan sebagai penantang perlu bersosialisasi/berkampanye menyampaikan visi – misi/ide/gagasan sebagai solusi atau jawaban dari problem daerah yang belum terurus secara baik oleh Pemerintah saat ini. Begitupun Paket Petahana perlu kerja keras dan menyampaikan keberhasilan pembangunan daerah selama masa kepemimpinannya. Jika dimasa kepemimpinannya membawa perubahan bagi rakyat dan daerah tentunya masyarakat akan memberikan kepercayaan kembali untuk periode kedua lewat Pilkada 27 Juni mendatang.
Akhir dari coretan ini saya ingin berpesan bahwa “Berikanlah Pendidikan Politik Yang Baik Bagi Rakyat Karena Rakyatlah Yang Akan Melakukan Seleksi Politik. Rakyat Memilih Dengan Hati Nurani Bukan Dengan Jebakan Money Politic”.
Kalabahi,24 Januari 2018
by. EMM