Editorial

AD/ART Gerakan Mahasiswa Kirsten Indonesia (GMKI)

319
×

AD/ART Gerakan Mahasiswa Kirsten Indonesia (GMKI)

Sebarkan artikel ini

Pasal 12
ATURAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.

₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹៛₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹₹

B. ANGGARAN RUMAH TANGGA
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
Pasal 1
U S A H A
1. Mempertumbuhkan dan memperdalam kehidupan beriman dengan doa, Penelaahan Alkitab, ibadat, pembinaan persekutuan dan tanggung jawab bagi perkembangan, pembaharuan dan keesaan gereja yang am.
2. Membina kemajuan studi dan riset untuk mengikuti dan menguasai ilmu pengetahuan, mewujudkan panggilan Penguruan Tinggi mahasiswa dalam mempersiapkan sarjana dan pemimpin yang ahli dan bertanggungjawab bagi pembangunan dan pembaruan untuk mencapai kesejahteraan materiel dan spirituil
3. Mempersiapkan pemimpin dan penggerak ahli dan bertanggungjawab terhadap Allah dan manusia di dalam masyarakat, negara, gereja, Perguruan Tinggi dan mahasiswa bagi terwujudnya perdamaian, keadilan, kesejahteraan, kebenaran dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta.

Pasal 2
KEANGGOTAAN
1. Anggota terdiri dari :
• Anggota biasa, yaitu mahasiswa, warga negara Indonesia, yang sedang mengikuti kuliah pada suatu Perguruan Tinggi di Indonesia sampai dua tahun sesudah tidak menjadi mahasiswa lagi.
• Anggota luar biasa, yaitu :
• Bekas anggota biasa;
• Bekas mahasiswa dan mahasiswa yang tidak termasuk dalam titik a.
• Anggota kehormatan, yaitu mereka yang berjasa kepada organisasi.
• Anggota penyokong, yaitu mereka yang bersedia membantu organisasi secara berkala dengan jumlah yang ditentukan oleh Badan Pengurus Cabang.
2. Penerimaan anggota :
• Anggota biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat penerimaan anggota.
• Anggota luar biasa diterima oleh Badan Pengurus Cabang setelah memenuhi syarat penerimaan anggota.
• Anggota kehormatan diangkat oleh Pengurus Pusat atas usul Badan Pengurus Cabang.
• Anggota penyokong diangkat oleh Badan Pengurus Cabang.
3. Pembebasan keanggota berlaku karena :
• Meninggal dunia.
• Atas permintaannya sendiri secara tertulis kepada Badan Pengurus Cabang.
• Dibebaskan sementara oleh Badan Pengurus Cabang, dan yang bersangkutan berhak membela diri dalam Konperensi Cabang.
• Dipecat dengan keputusan Konperensi Cabang dan yang bersangkutan berhak membela diri dalam kongres.
4. Daftar anggota :
Badan Pengurus Cabang sudah menyerahkan daftar anggota kepada Pengurus Pusat sekurang-kurangnya satu kali dalam dua tahun yang diserahkan selambat-lambatnya tiga bulan sebelum kongres.

Pasal 3
K O N G R E S
1. Kongres berlangsung dengan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ n + 1 jumlah cabang dan sekurang-kurangnya ½ n + 1 dari jumlah seluruh utusan yang telah ditentukan..
2. Utusan-utusan yang menghadiri Kongres mewakili cabang yang Badan Pengurus Cabangnya sudah dilantik dan disahkan oleh Pengurus Pusat.
3. Jumlah utusan cabang yang menghadiri Kongres diutus sebagai berikut :
025 -100 orang anggota diwakili oleh 2 orang utusan.
101 -200 orang anggota diwakili oleh 3 orang utusan.
201 -300 orang anggota diwakili oleh 4 orang utusan.
301 -500 orang anggota diwakili oleh 5 orang utusan.
501 -700 orang anggota diwakili oleh 6 orang utusan.
701 -950 orang anggota diwakili oleh 7 orang utusan.
951 -1250 orang anggota diwakili oleh 8 orang utusan
1251-1750 orang anggota diwakili oleh 9 orang utusan
1751-dst orang anggota diwakili oleh 10 orang utusan
4. Kongres dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari utusan-utusan dan unsur Pengurus Pusat yang dipilih oleh Kongres.
5. Kongres bertugas :
• Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi
• Menilai laporan umum Pengurus Pusat
• Menetapkan garis besar program dan garis besar organisasi, kebijaksanaan umum dan anggaran pendapatan dan belanja organisasi
• Memilih Pengurus Pusat

Pasal 4
PENGURUS PUSAT
1. Pengurus pusat sekurang-kurangnya terdiri dari lima orang, yaitu Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum, dan dua orang anggota.
2. Anggota Pengurus Pusat adalah warganegara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres dengan sistem pemilihan langsung dan/ atau pemilihan formatur.
b. Susunan Pengurus Pusat yang baru belum terbentuk, maka Pengurus Pusat yang lama masih tetap bertanggungjawab.
4. a. Pengurus Pusat bertanggungjawab kepada Kongres
b. Pengurus Pusat mempersiapkan Kongres.
5. Ketua umum dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat mewakili organisasi ke dalam dan keluar.
6. a.Pengurus Pusat dapat membentuk dan membubarkan badan pembantu yang berupa komisi, panitia khusus bagi kelancaran pekerjaannya.
b.Pengurus Pusat dapat mengangkat dan membebaskan anggota dan staf yang ditempatkan dalam badan pembantu tersebut.
7. Pengurus Pusat bersidang sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.
8. Pergantian Pengurus Pusat harus disertai dengan serah-terima yang selengkap-lengkapnya.

Pasal 5
KONPERENSI CABANG
1. Konperensi Cabang dipimpin oleh Majelis Ketua yang terdiri dari anggota-anggota yang dipilih oleh Konperensi Cabang.
2. Konperensi Cabang bertugas :
• Menilai laporan Badan Pengurus Cabang dalam melaksanakan Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat dan Keputusan Konperensi Cabang.
• Menyusun program kerja, menetapkan struktur, kebijaksanaan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja cabang.
• Memilih Badan Pengurus Cabang.
3. Konperensi Cabang bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat melalui Badan Pengurus Cabang.

Pasal 6
BADAN PENGURUS CABANG
1. Badan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang yaitu Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
2. Anggota Badan Pengurus Cabang adalah warganegara Indonesia dan beragama Kristen.
3. a. Badan Pengurus Cabang dipilih oleh Konperensi Cabang dengan sistem Pemilihan langsung dan/ atau formateur.
b. Susunan Badan Pengurus Cabang yang telah terbentuk dilantik dan disahkan oleh Pengurus Pusat dan harus dikirimkan kepada anggota-anggota selambat-lambatnya dua bulan setelah pemilihan berlangsung.
4. a. Badan Pengurus Cabang bertanggungjawab kepada Konperensi Cabang dan Pengurus Pusat.
b. Badan Pengurus Cabang mempersiapkan Konperensi Cabang.
5. Badan Pengurus Cabang bersidang sekurang-kurangnya satu kali dalam dua bulan.
6. Penggantian Badan Pengurus Cabang harus disertai dengan serah terima yang selengkap-lengkapnya.

Pasal 7
SAHNYA PERSIDANGAN
Persidangan sah untuk mengambil keputusan apabila jumlah yang hadir sekurang-kurangnya setengah ditambah satu orang dari seluruh anggota persidangan.

Pasal 8
PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN
CABANG
1. Pembentukan dan pembubaran Cabang dilakukan oleh Pengurus Pusat, diberitahukan kepada cabang-cabang dan dilaporkan kepada Kongres.
2. Pembentukan cabang dilakukan melalui persyaratan :
• Di kota yang terdapat Perguruan Tinggi.
• Sekurang-kurangnya terdapat kesediaan dua puluh lima orang mahasiswa untuk menjadi anggota dan masing-masing mengajukan permohonan kepada Pengurus Pusat.
• Sudah mendapat bimbingan sekurang-kurangnya enam bulan dari cabang yang berdekatan.
3. Pembubaran cabang dilakukan melalui persyaratan :
• Apabila di kota tersebut tidak terdapat lagi Perguruan Tinggi
• Apabila jumlah anggota kurang dari 25 orang.
• Titik a dan b yang termaksud di atas adalah atas sepengetahuan dua cabang yang berdekatan.
4. Semua akibat pembubaran cabang menjadi tanggungjawab Penmgurus Pusat bersama-sama dengan dua cabang yang berdekatan.

Pasal 9
PERBENDAHARAAN
1. Anggota diwajibkan membayar iuran atau donasi menurut jumlah yang ditetapkan oleh kongres
2. Cabang diwajibkan sekurang-kurangnya satu kali dalam empat bulan menyerahkan sebahagian dari iuran atau donasi dan pendapatan lainnya kepada Pengurus Pusat menurut jumlah yang ditetapkan oleh kongres.
3. a. Kongres membentuk Badan Pemeriksa Keuangan yang anggotanya terdiri dari wakil cabang-cabang untuk memeriksa Keuangan Pengurus Pusat dan hasil pemeriksaan tersebut dilaporkan kepada Kongres.
b. Badan Pemeriksa Keuangan bekerja secara berkala selama masa kerja Pengurus Pusat di antara dua Kongres.
c. Kongres menetapkan pedoman kerja Badan Pemeriksa Keuangan.

Pasal 10
LAMBANG DAN MARS
1. Organisasi ini mempunyai lambang dan mars.
2. Lambang organisasi terdiri dari :
• Bendera.
• Panji
• Topi.
• Lencana.
• Pita kepengurusan.
3. Bendera organisasi.
a. Dibuat dari kain berwarna biru laut.
b.
1. Berbentuk empat persegi panjang dengan pembandingan tiga berbanding dua.
2. Di tengah-tengah terdapat gambar GMKI berwarna putih yang terlihat jelas pada kedua sisinya (dengan tulisan terbalik pada salah satu sisi).
3. Perbandingan tinggi lambang dan lebar bendera adalah satu banding dua.
c. Dipergunakan dalam upacara resmi baik yang bersifat umum, maupun yang bersifat khusus organisasi bersama-sama dengan bendera Merah Putih.
1. Dalam upacara tingkat nasional atau daerah (regional) dipergunakan bendera umum organisasi (bendera GMKI) yang berukuran 270 x 180 cm.
2. Dalam upacara tingkat lokal (cabang) dipergunakan bendera cabang yang berukuran 135 x 90 cm.
3. Bendera Merah Putih yang dipergunakan bersama-sama dengan bendera organisasi harus mempunyai ukuran yang sama.
4. Panji Organisasi.
1. Dibuat dari kain dengan warna dasar abu-abu dan biru tua kehitam-hitaman.
2. Tali pinggir (tepi) panji dibuat dari kain berwarna putih.
3. Rumbai-rumbai bawah berwarna putih.
4. Lebar panji 50 cm, dengan perincian 15 cm abu-abu, 20 cm biru tua dan 15 cm abu-abu.
5. Tinggi panji dari puncak sampai keujung sudut ditengah 80 cm, tinggi kedua sisi (tepi) 60 cm.
6. Tanda salib dan tulisan dibuat dengan warna putih.
7.
• Panji umum bertuliskan huruf GMKI berwarna putih dibawah tanda salib.
• Panji cabang bertuliskan huruf GMKI diatas salib dan nama cabang dibawah tanda salib.
5. Topi organisasi..
1. Berbentuk bundar (baret) dengan warna dasar biru tua kehitam-hitaman.
2. Memanjang dari muka ke belakang, di tengah-tengah topi dilekatkan kain berwarna abu-abu dengan lebar bagian muka 8 cm dan lebar bagian belakang 6 cm
3. Pada topi organisasi hanya dapat dikenakan lencana organisasi yang berbentuk lambang GMKI yang berrwarna putih logam, biru tua dan abu-abu, berukuran (tinggi) 4 cm, pada bagian muka yang berwarna abu-abu
4. Dipergunakan dalam setiap kegiatan organisasi baik yanng bersifat umum, maupun yang bersifat khusus organisasi.
6. Lencana organisasi.
1. Berbentuk perisai (segi lima) dan dibuat dari logam
2. Di tengah-tengah terletak tanda salib berwarna putih logam diatas dasar cat biru tua.
3. Topinya berwarna abu-abu, dengan :
• Tulisan GMKI pada bagian atasnya;
• Tiga buah garis-garis vertikal pada setiap sayap, di kanan dan di kiri, dan garis yang terletak di tengah adalah yang terpanjang;
• Tulisan “Ut Omnes Unum Sint” melingkar dari kiri ke kanan, yang masing-masing berwarna putih logam.
4. Terdiri dari tiga jenis, yaitu:
• Lencana dada, dengan tinggi 2,5 cm.
• Lencana topi, dengan tinggi 4 cm.
• Lencana pita kepengurusan (kordon), dengan tinggi 8 cm.
5. (1). Dipergunakan dengan ketentuan sebagai berikut :
• Lencana dada dikenakan pada dada sebelah kiri.
• Lencana topi dikenakan pada baret (topi).
• Lencana pita kepengurusan (kordon) dikenakan pada pita kepengurusan.
(2). Penggunaan di luar ketentuan ini tidak diperkenankan.
7. Pita kepengurusan (kordon) organisasi.
• Dibuat dari kain berwarna biru tua dan abu-abu.
• Lebar pita (kordon) untuk Pengurus Pusat 7 cm, dengan perincian 3,5 cm biru tua dan 3,5 cm abu-abu.
• Lebar pita (kordon) untuk Badan Pengurus Cabang: 4,5 cm dengan perincian 1,5 cm abu-abu, 1,5 cm biru tua, dan 1,5 cm abu-abu.
• 1. Dipergunakan melingkari leher dan pada kedua ujungnya diletakkan lencana pita kepengurusan (kordon),
2. Bagi Pengurus Pusat warna biru tua terletak di sebelah dalam.
• Panjang Pita (kordon) 120 cm.
• Dipergunakan Pengurus Pusat dan Badan Pengurus Cabang dalam :
1. Upacara resmi organisasi atau lembaga lain selaku wakil organisasi.
2. Upacara resmi organisasi, tingkat lokal (cabang), daerah (regional), maupun nasional.

Pasal 11
TINGKAT KEPUTUSAN ORGANISASI
1. Organisasi ini mempunyai tingkat keputusan dengan urut-urutan dari yang tertinggi sampai terendah sebagai berikut :
1. Anggaran Dasar
2. Anggaran Rumah Tangga
3. Keputusan Kongres
4. Keputusan Pengurus Pusat
5. Keputusan Konperensi Cabang
6. Keputusan Badan Pengurus Cabang.
2. Keputusan yang lebih rendah tunduk kepada keputusan yang lebih tinggi sesuai dengan tingkatan keputusan organisasi.

Pasal 12
P E N U T U P
Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur oleh Keputusan Kongres, Keputusan Pengurus Pusat, Keputusan Konperensi cabang, dan Keputusan Badan Pengurus Cabang.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GMKI ini ditetapkan oleh Kongres Nasional XX GMKI pada tanggal 23 oktober 1986 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Ut Omnes Unum Sint

Sumber : PP GMKI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *